Kita Berkebaya Hadirkan Obrolan Hangat ‘Berdaya Lewat Kebaya’ Di Panggung Performa•Artjog |
Dalam rangka merayakan Hari
Kebaya Nasional, panggung performa•ARTJOG
hari ini menghadirkan Kita Berkebaya
persembahan Bakti Budaya Djarum
Foundation bersama Narasi. Acara yang berupa rangkaian aktivitas kreatif
dan edukatif ini bertujuan meningkatkan apresiasi dan pemahaman masyarakat,
khususnya generasi muda, terhadap kebaya sebagai bagian dari identitas budaya
yang terus berkembang.
“Kebaya adalah warisan budaya Indonesia yang penuh dengan makna dan
filosofi, serta mencerminkan nilai-nilai tradisi, martabat, dan identitas
perempuan Indonesia. Hal ini mendorong kami untuk menginisiasi gerakan Kita
Berkebaya yang kembali mengingatkan bahwa kebaya sebagai simbol ekspresi
diri, kebanggaan budaya, dan pemberdayaan perempuan lintas generasi. Melalui
kehadiran Kita Berkebaya di panggung
ARTJOG ini, diharapkan lahir kesadaran baru akan pentingnya merawat dan
menghidupkan kembali kebaya sebagai bagian dari identitas budaya yang kaya dan
terus berkembang dan menjadi kekuatan ekonomi yang memberdayakan, baik dari
penjual kain, penjahit, pembatik, perancang busana, hingga pelaku industri
kreatif lainnya di seluruh Indonesia,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum
Foundation.
Acara ini dibuka dengan pemutaran film pendek #KitaBerkebaya yang juga dapat
disaksikan melalui YouTube Indonesia Kaya. Selanjutnya ada karya artistik dari
Abdi Dalem Pura Mangkunegaran yang merepresentasikan makna kebaya. Penampilan
ini menjadi pengantar menuju diskusi seputar budaya, ekspresi diri, dan
pemberdayaan.
Tak kalah menarik adalah
perbincangan dalam
Talkshow Berdaya Lewat Kebaya: Warisan Budaya sebagai Ruang Ekspresi. Obrolan hangat yang merayakan kebaya sebagai simbol budaya,
identitas, dan ekspresi diri perempuan Indonesia ini akan dibahas oleh Mbakyu Berkebaya, content
creator, dan GRAj. (Gusti Raden Ajeng) Ancillasura
Marina Sudjiwo, Pengageng Kawedanan Panti Budaya Pura Mangkunegaran.
Melampaui perannya sebagai busana tradisional, diskusi ini akan
membahas kebaya dari berbagai sudut pandang, mulai dari pengaruh budaya Jawa,
sejarah, dan warisan keraton yang membentuk karakternya, hingga perannya
sebagai identitas dan bentuk ekspresi diri perempuan. Acara ini juga akan
mengupas relevansi kebaya di tengah tren fesyen masa kini serta berbagai upaya
kreatif dan kolaboratif untuk menghidupkan kembali kecintaan pada kebaya di
kalangan generasi muda.
“Kebaya bukan hanya warisan kain dan jahitan, melainkan cerita tentang
perjalanan budaya, identitas, dan jati diri perempuan Indonesia. Dengan
memahami sejarah dan maknanya, kita bisa membawa kebaya tetap relevan di masa
ini. Generasi muda memiliki peran penting untuk menghidupkan kembali kebaya,
tidak hanya dengan memakainya, tetapi juga dengan memberi nafas baru lewat ide,
kolaborasi, dan kreativitas. Kebaya adalah masa lalu, masa kini, dan masa depan
kita bersama,” ujar GRAj. Ancillasura
Marina Sudjiwo yang akrab dipanggil Gusti Sura.
Penonton yang hadir juga dapat melihat praktik
singkat tentang Padu Padan Kebaya yang
mengajak peserta memadupadankan elemen kebaya sesuai gaya dan ekspresi diri dan
gaya mereka sendiri. Di akhir acara, pengunjung dihibur dengan penampilan
Lantun Orchestra, kelompok musik yang menggabungkan elemen-elemen tradisional
dengan aransemen modern, menciptakan harmoni yang memukau dan unik, serta menghadirkan pengalaman musik yang kaya dan
mendalam. (Tim Liputan)
Editor : Aan