KALBARNEWS.CO.ID
(JAKARTA) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebut seharusnya
makin banyak perusahaan swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
menjadi agen perubahan lingkungan.Wapres: Perusahaan Harus Makin Banyak Jadi Agen Perubahan Lingkungan
"Saya berharap, makin banyak perusahaan yang
akan menjadi 'Agen Perubahan', utamanya dengan melibatkan para pemangku
kepentingan untuk ikut menjaga lingkungan dan mengurangi jejak dampak
lingkungan," kata Wapres Ma'ruf di Istana Wakil Presiden Jakarta pada
Kamis (28
Desember 2022).
Wapres Ma'ruf menyampaikan hal tersebut saat
penyerahan penghargaan Proper tahun 2022. Proper (Public Disclosure Program for
Environmental Compliance) merupakan program pemerintah untuk penilaian terhadap
kinerja perusahaan atas upaya-upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan.
"Bagi dunia usaha, Proper sekaligus menjadi
platform untuk melakukan praktik bisnis yang berkelanjutan dengan menerapkan
prinsip ekonomi hijau," ungkap Wapres.
Menurut Wapres, kriteria penilaian Proper setiap
tahun juga makin kompleks mengikuti kebutuhan dan tuntutan zaman.
Tahun ini misalnya, penilaiannya sudah mencakup
penerapan kriteria Penilaian Daur Hidup (Life Cycle Assesment) dan pelaksanaan
inovasi sosial. Ada pula kategori "green leadership" yang menilai
kepemimpinan CEO perusahaan kandidat Emas Proper, dalam membawa perusahaannya
memenuhi berbagai kriteria yang berwawasan masa depan, seperti pengelolaan
energi, air, limbah, dan sebagainya.
"Penanganan perubahan iklim harus bergerak
maju seiring dengan penanganan berbagai tantangan global lainnya, seperti
pengentasan kemiskinan dan pencapaian target SDGs (Sustainable Development
Goals)," tambah Wapres.
Indonesia, menurut Wapres, memiliki komitmen yang
tinggi di bidang lingkungan dan memberikan perhatian pada penguatan aksi iklim.
Dalam acara tersebut, Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengatakan perusahaan yang dinilai dalam hal
kinerja lingkungan pada 2022 mencapai 3.200 unit entitas perusahaan.
Dari jumlah tersebut, peringkat kinerjanya adalah
51 perusahaan mendapatkan kategori "Emas", 170 perusahaan mendapat
kategori "Hijau", 2.031 perusahaan mendapatkan kategori
"Biru", 887 perusahaan mendapatkan kategori "Merah", 2
perusahaan mendapat kategori "Hitam" dan sebanyak 59 tidak diumumkan
karena dalam proses penegakan hukum dan tidak beroperasi.
"Penilaian Proper dilakukan oleh Dewan
Pertimbangan Proper yang imparsial, independen, beranggotakan dari unsur
akademisi dan tokoh masyarakat dengan variabel penilaian yang berkembang dari
tahun ke tahun yang disusun secara konseptual," kata Siti Nurbaya.
Faktor "Leadership", menurut Siti
Nurbaya, menjadi sangat penting karena motivasi, komitmen, konsistensi dalam
kebijakan, implementasi dan kebijakan alokasi dukungan merupakan faktor kunci
dalam kinerja lingkungan entitas bisnis.
"Konsep 'Green leadership' dalam kinerja
Proper dikembangkan sebagai salah satu tolok ukur kemampuan dari seorang
pimpinan dalam menentukan kebijakan yang pro lingkungan. Seorang pemimpin harus
mampu mempengaruhi serta memobilisasi individu lain dalam organisasinya untuk
mendukung kebijakan pro lingkungan tersebut," jelas Siti Nurbaya.
Sebanyak 15 CEO dari 99 perusahaan kandidat emas
telah terpilih untuk dinilai sebagai "Green Leader". Ke-15 pimpinan
perusahaan tersebut telah melalui serangkaian penilaian "Future Fit
Society Criteria" yang memiliki 7 kriteria dasar yaitu di bidang energi,
air, sumber daya alam, limbah, pencemaran, pemenuhan kebutuhan hidup dan
kesehatan ekosistem dan komunitas.
Penghargaan khusus untuk ini telah dianugerahkan
kepada pimpinan perusahaan yang dinilai berhasil dan mampu menginspirasi
individu lain dalam melakukan pelestarian lingkungan yaitu diantaranya sebanyak
3 CEO mendapatkan penghargaan Green Leadership Utama dan 2 CEO mendapatkan
penghargaan Green Leadership Inspiratif.(Tim Liputan)
Editor
: Aan