Sandiaga Tak Hanya Dukung Ekowisata, Tapi Wisata Perbatasan Kalbar |
“Saya lihat
fokus Gubernur Kalbar terhadap mangrove sangat tepat karena menurut saya bisa
menjadi bagian dari ekonomi baru yang harus kita susun. Pilihan Gubernur Kalbar
menjadikan mangrove sebagai daya tarik wisata sudah sangat pas,” kata
Menparekraf RI di Hotel Ibis Pontianak, Rabu (09/03/2022).
Saat ini
mangrove menjadi isu utama dunia dan menjadi salah satu isu yang diangkat
Kelompok Dua Puluh (G20), yakni keberlanjutan lingkungan.
“Kemenparekraf
RI bersama lintas kementerian akan all out (sepenuhnya) membantu, seperti KLHK
dan Kemkominfo untuk mengumpulkan data-data, sehingga wisata berbasis mangrove
ini bisa kita kembangkan,” tutur H. Sandiaga Salahuddin Uno.
Pengembangan
wisata mangrove sebagai bagian dari ekonomi baru sudah sesuai dengan arahan
Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo.
“Kita
siapkan Indonesia sebagai episentrum dari ekonomi berbasis keberlanjutan
lingkungan,” tegas Menparekraf RI.
Tak hanya
itu saja, Menparekraf juga akan mendorong permintaan Gubernur Kalbar terkait
pengembangan kawasan wisata Temajuk dan mendapat respon positif, serta
memastikan akan turut mengembangkan kawasan wisata Temajuk seiring dengan
peluncuran even di Kabupaten Sambas dan beberapa potensi lainnya yang akan
disusun Kemenparekraf RI.
"Saya
baru diperlihatkan video Temajuk oleh Gubernur Kalbar. Mudah-mudahan bisa kita
kembangkan karena panorama alamnya sangat indah dan kita harus bangun
infrastrukturnya. Kemudian, kita harus kembangkan dengan berbasis
masyarakat," ujar H. Sandiaga Uno.
Meski
begitu, Menparekraf juga mendorong agar desa wisata di Sambas, khususnya di
sekitar Temajuk, mampu menciptakan peluang-peluang usaha.
“Seperti
produk UMKM dan ekonomi kreatif yang terdigitalisasi dan bisa membuka lapangan
kerja seluas-luasnya,” ungkap Menparekraf RI.
Sementara
itu, Gubernur Kalbar menyebutkan potensi wisata Temajuk sangat luar biasa.
Sebelum pandemi COVID-19, kawasan wisata tersebut bisa didatangi 3.000-an orang
dari Malaysia setiap akhir pekan.
“Wisata
Temajuk itu luar biasa bagus. Dan perlu pengembangan lebih lanjut. Sebelum
pandemi, setiap minggu bisa 3000-an orang Malaysia datang berkunjung,” jelas H.
Sutarmidji.
Hal tersebut
mendorong Gubernur Kalbar meminta agar Menparekraf membantu Kalbar mengembang
kawasan wisata Temajuk beserta wisata pendukungnya.
Menurut
Gubernur, Brunei Darussalam dan Malaysia merupakan satu rumpun budaya dengan
Kabupaten Sambas, yakni Budaya Melayu.
“Keraton
Sambas akan kita benahi dan dilengkapi dengan waterfront. Kemudian, kita juga
akan bangun komplek Rumah Adat Melayu di Sambas. Sehingga orang tidak hanya ke
Temajuk, tapi juga masuk ke Pusat Kota Sambas, kemudian menginap, agar sektor
lainnya juga berkembang,” tutup Gubernur Kalbar. (tim liputan).
Editor :
Andar