Bupati Kubu Raya Sujiwo: Tegaskan Pengaturan Tonase Truk Sawit Demi Jalan Bertahan Lama

Editor: Redaksi author photo

 Bupati Kubu Raya Sujiwo
KALBARNEWS.CO.ID (KUBU RAYA)  – Bupati Sujiwo menyampaikan ucapan selamat atas pelantikan pengurus Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Kalimantan Barat. Ia berharap AMSI Kalbar dapat menjadi wadah yang kuat dalam meningkatkan kualitas pemberitaan sekaligus memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah. Rabu (3/9/2025).


“Selamat atas dilantiknya AMSI Kalimantan Barat. Semoga kehadiran AMSI semakin memperkuat peran media siber dalam memberikan edukasi, menyampaikan informasi yang akurat, serta mendukung percepatan pembangunan di daerah,” ucap Sujiwo.


Bupati Kubu Raya Sujiwo menegaskan pentingnya peran media dalam mendukung pembangunan daerah sekaligus menyampaikan aspirasi masyarakat. Dalam sebuah kesempatan, ia mengaku merasa dekat dengan kalangan jurnalis dan media karena tumbuh bersama kritik serta masukan yang membentuk arah kebijakannya.


“Saya ini dibesarkan oleh teman-teman jurnalis dan media. Dengan kebijakan, dengan kritik, dengan masukan, semua itu menjadi bagian dari perjalanan saya. Karena itu pemerintah harus membuka diri kepada media, sebab media adalah mitra dalam percepatan pembangunan,” ujar Sujiwo.


Dalam wawancara tersebut, Bupati juga menyinggung soal infrastruktur jalan yang menjadi perhatian serius. Ia mencontohkan maraknya angkutan buah sawit yang melintas dengan tonase berlebihan. Bahkan, menurutnya, ada kendaraan yang membawa muatan sawit tunas hingga 12 batang besar di atas bak truk.


Padahal, kata Sujiwo, banyak jalan yang dibangun dengan spesifikasi menengah dan anggaran terbatas. Jika dilalui kendaraan melebihi kapasitas, kondisi jalan cepat rusak dan memperpendek usia pakai.


“Jalan yang kami bangun itu speknya medium. Anggarannya terbatas, tapi kita bisa bangun panjang. Jadi, kalau dilalui kendaraan tonase berlebih, jelas cepat rusak. Kita tidak melarang dipakai, tapi harus ada batasannya,” jelasnya.


Menurut Sujiwo, batasan tonase menjadi penting agar ada keseimbangan antara kepentingan pengusaha dengan daya tahan infrastruktur. Ia memahami bahwa perusahaan ingin mengeluarkan biaya seminimal mungkin untuk keuntungan maksimal. Namun, ia berharap ada sikap saling toleransi.


“Kita tidak melarang. Misalnya, kalau batasnya 5 ton ya ikuti. Pengusaha pasti maunya murah, tapi kalau begitu terus, jalan cepat hancur. Tanggapan dari perusahaan sejauh ini positif, mereka bisa memahami,” tambahnya.


Sujiwo pun mengapresiasi keterlibatan berbagai pihak, termasuk Dinas Perhubungan Antar Provinsi dan PUPR, yang telah ikut menyikapi persoalan angkutan berat ini.  (ff)

Editor : Aan



Share:
Komentar

Berita Terkini