Ridwan Kamil dan Buya Yahya Melihat Kiswah, Jejak Keagungan Ka’bah yang Menyentuh Jakarta
KALBARNEWS.CO.ID
(JAKARTA) - Salah satu simbol
religius dari tanah suci Mekah kini berada di Jakarta. Benda itu adalah kain
hitam penutup Ka’bah di Masjidil Haram yang biasa disebut kiswah, sekarang bisa
dilihat di Graha Begawan Nusantara, Jakarta Selatan. (15 Mei 2024).
Seperti diketahui, kain penutup Ka’bah atau kiswah ini diganti setiap
tahun. Kain hitam yang lama dilepas untuk kemudian diganti dengan yang baru. Salah satu kiswah
itu diperoleh oleh pendiri Graha Begawan Nusantara, Arie Triyono, dari Arab
Saudi, pertengahan Maret 2014.
Kiswah tersebut kemudian terpasang megah di dalam
ruangan berdinding kaca. Keagungan kiswah ini diapresiasi oleh arsitek Ridwan
Kamil dan ulama kharismatik sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah, Buya
Yahya.
Keduanya yang diundang secara khusus ke Graha
Begawan Nusantara. Usai sholat berjamaah di depan kiswah, Ridwan Kamil dan Buya
Yahya dipandu oleh Arie melihat-lihat kiswah dari dekat.
Menurut Buya Yahya, kiswah lebih dari sekadar
penutup untuk bangunan fisik, namun melambangkan
kesucian dan keagungan Ka'bah. “Dengan jahitan emas yang mengilustrasikan
kaligrafi Arab yang indah, kiswah menjadi perwujudan dari keindahan seni
Islam,” kata Buya Yahya.
Ridwan Kamil menambahkan pandangannya sebagai
seorang arsitek. "Tidak hanya elemen dekoratif, kiswah adalah simbol religius
yang kuat. Sebagai penutup bangunan suci, kiswah memperkuat identitas religius
dan kehadiran spiritual Ka'bah," papar Kang Emil, demikian ia biasa
disapa.
Memaknai Kiswah
Arie Triyono mengatakan bahwa dirinya mengundang
Buya Yahya sebagai ulama. Sementara Ridwan Kamil ia nilai punya perhatian dan
kepedulian pada dakwah dan pengembangan arsitektur bernuansa Islam.
“Kita tahu Kang Emil itu kepeduliannya sangat
tinggi pada umat Islam. Ia merancang banyak masjid, bahkan sampai di Gaza. Oleh
karena itulah Kang Emil saya undang khusus kesini untuk memberi saran dan
masukan pada tempat dimana kiswah kami simpan dengan baik,” papar Arie.
Seperti diketahui, Ridwan Kamil telah merancang
sejumlah masjid yang tersebar di Indonesia dan luar negeri. Mulai dari Masjid Al- Irsyad (Kabupaten Bandung
Barat), Masjid Al-Mumtadz (Kabupaten Bandung), Masjid Raya Asmaul Husna
(Tangerang), Masjid Al-Safar (Rest Area KM 88 Tol Purbaleunyi), Masjid Raya
Al-Azhar (Summarecon, Bekasi), Masjid Jami'e Darussalam, (Tanah Abang), Masjid
Al-Kamil (Kabupaten Sumedang), Masjid Baiturrahman (Yogyakarta), Masjid Kubah
99 Asmaul Husna (Kota Makassar), Masjid Syaikh Ajlin (Palestina).
Di akhir pertemuan, Arie mengatakan bahwa kiswah
adalah pengingat akan sejarah dan tradisi Islam. Setiap pergantian kiswah
mengingatkan umat Islam akan peran penting Ka'bah dalam perkembangan agama
mereka. "Kiswah bukan hanya sebuah penutup kain, tetapi lambang suci yang
menghubungkan hati umat Islam dengan Allah SWT," imbuh Arie.
Penghormatan terhadap kiswah,
masih menurut Arie, adalah penghormatan terhadap Islam itu sendiri. “Dalam
setiap jahitan, dalam setiap serat kain, tersemat nilai-nilai kebersamaan,
kesucian, dan kekaguman yang memperkuat ikatan umat Islam dengan ajaran agama
mereka,” pungkas Arie. (Tim Liputan)
Editor : Aan