Presiden Republik Indonesia, Ir Joko Widodo |
Tampak
hadir juga Ketua DPRI-RI, Puan Maharani, Menteri Sekretaris Negara, Pratikno,
Menteri Investasi, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil
Lahadalia, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir.
Selain
itu tampak pula Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Pertahanan, Prabowo
Subianto, Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi, Abdullah Azwar Anas, Pangilma TNI, Laksamana
Yudo Margono, Kapolri Jenderal Polisi, Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo,
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Prawansa, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi.
Dalam
Amanat Upacara Hari Santri tersebut Presiden Jokowi mengajak semua pihak untuk
dapat terus menjaga semangat hari santri dalam menghadapi situasi dan kondisi
saat ini.
“Semangat hari santri ini harus terus kita pegang teguh sesuai dengan konteks saat ini, konteks kondisi saat ini di mana juga ada krisis ekonomi akibat perang, adanya krisis pangan akibat perang, adanya krisis energi akibat juga adanya perang,” ucap Presiden.
Presiden Jokowi juga menyampaikan bahwa latar belakang dibentuknya hari santri merujuk kepada resolusi jihad yang disampaikan oleh Kiai Haji Hasyim Asyari selaku Rais Akbar Nahdlatul Ulama pada masa kemerdekaan Indonesia.
“Beliau menyampaikan bahwa melawan penjajah itu wajib, melawan penjajah itu adalah fardu ain, dan tewas, meninggal melawan musuh itu hukumnya mati syahid. Ini sebuah fatwa yang luar biasa sehingga kita semua saat itu termasuk para santri berjuang untuk kepentingan bangsa, berjuang untuk kepentingan negara, dan berjuang untuk kepentingan umat,” jelasnya.
Selain itu, Kepala Negara menyebut bahwa Indonesia memiliki jumlah penduduk muslim yang besar dan lebih dari 36.000 pondok pesantren. Menurutnya, hal tersebut merupakan potensi yang besar dalam menentukan masa depan bangsa.
“Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, kita memiliki lebih dari 36.000 pondok pesantren, sebuah kekuatan besar penentu masa depan bangsa, penentu lompatan kemajuan bangsa, dan penentu keberhasilan cita-cita bangsa,” pungkas Jokowi. (tim liputan).
Editor : Heri