Ketua HISFARSI PD IAI Provinsi Kalimantan Barat, Daut Andreas |
Kegiatan
Workshop dan Musyawarah Kerja Daerah (Mukerda) tersebut dihadiri oleh ketua Himpunan Seminat Farmasi Rumah Sakit (HISFARSI)
Ikatan Apotek Indonesia (IAI) se-Kalbar serta para apoteker di Kalimantan
Barat.
Kepada
sejumlah awak media Ketua Himpunan
Seminat Farmasi Rumah Sakit (HISFARSI) Pengurus Daerah Ikatan Apoteker
Indonesia (PD IAI) Provinsi Kalimantan Barat, Daut Andreas mengatakan bahwa
kegiatan ini sebagai penguatan kepada tenaga kesehatan atau apoteker untuk
mengedukasi masyarakat tentang efek mengkonsumsi obat dan resiko apabila
terjadi efek samping obat.
"Ketika
terjadi efek samping obat maka kami sebagai apoteker melaporkan kepada Badan Pengawas
Obat Dan Makanan (BPOM) hasilnya nanti bahwa kalau ada efek samping obat yang
terjadi bisa diberitahukan kepada pasien," ungkapnya
Lebih
lanjut untuk mewaspadai ketika meminum obat maka pasien akan kita beritahu
terjadi efek samping misalnya terjadi gatal-gatal atau misalnya bengkak-bengkak
maka ini harus segera ditangani kerumah sakit atau puskesmas ketika ada terjadi
efek samping obat itu.
"Sebelum
obat itu diberikan kepada pasien kita informasikan kemungkinan itu terjadi maka
kalau ada kejadian mereka harus segera ke puskesmas ataupun rumah sakit, dan
ini untuk semua obat," jelasnya
Ketua Himpunan Seminat Farmasi Rumah Sakit (HISFARSI)
Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia (PD IAI) Kalbar, Daut Andreas
mengatakan untuk narasumber apoteker dari RSU Saiful Anwar Malang dan dari
Balai Besar Badan Pengawas Obat Dan Makanan (BPOM) Pontianak.
“Setelah
acara workshop malamnya kami akan melaksanakan Musyawarah Kerja Daerah (Mukerda)
yang akan membahas program kerja yang kita laksanakan dalam periode empat tahun
kedepan dalam kepengurusan dan kepemimpinan Himpunan Seminat Farmasi Rumah Sakit (HISFARSI) Pengurus
Daerah Ikatan Apoteker Indonesia (PD IAI) Provinsi Kalimantan Barat,”
tutupnya. (Iyal/tim liputan).
Editor
: Aan