Zoom Meeting Kenang Husni Kamil Manik |
KALBARNEWS.CO.ID (PADANG) - Anggota KPU RI periode 2012-2016, Hadar Nafis Gumay menilai, sosok Husni Kamil Manik (HKM) berhasil mewujudkan pola kolektif kolegial yang jadi model kepemimpinan di lembaga penyelenggara pemilihan umum (Pemilu) tersebut. Hal itu juga diakui sejawatnya di periode itu, Ferry Rizki Kurniawansyah.
“Sosok HKM
yang humble dan memilih untuk tidak jadi figur dominan, berhasil mewujudkan
pola kolektif kolegial yang jadi model kepemimpinan di KPU RI. Model
kepemimpinan almarhum, menjadikan lembaga KPU nyaris tanpa gejolak berarti di
periode itu,” kenang Hadar dalam haul 5 tahun HKM yang digelar melalui aplikasi
zoom meeting, Kamis (03/06/2021).
Sebanyak
170-an orang peserta hadir dalam kegiatan yang berlangsung selama hampir 3 jam
itu. Selain Hadar dan Fery, juga hadir mantan anggota DKPP RI, Nur Hidayat
Sardini, Darmono (Dubes RI di Panama), Prof Muhammad (ketua DKPP RI), Ketua dan
anggota maupun mantan komisioner KPU tingkat provinsi dan kabupaten/kota
se-Indonesia.
Dari pihak
keluarga, hadir abang almarhum, Hamdan Nur Manik, Endang Mulyani (istri)
beserta tiga orang anak, Afif, Abid dan Aisyah Manik. Ibunda almarhum, Nurleli
Siregar dan adik bungsu almarhum, Ahmad Munir Manik juga hadir di acara yang
menghadirkan testimoni Gubernur DKI, Anies Baswedan yang jadi anggota tim
seleksi almarhum saat maju sebagai salah satu calon KPU RI 2012-2016.
Dikatakan
Hadar, dalam rapat-rapat internal KPU, dirinya sering memancing almarhum untuk
lebih banyak mengemukakan ide dan pendapat.
“Almarhum
kerap lebih senang meminta pendapat komisioner lainnya untuk kemudian
membahasnya secara bersama. Saya sering memancing beliau untuk mengeluarkan
pendapat lebih dulu, selalu almarhum tak terpancing,” ungkap Hadar.
Hal senada
diungkapkan Feri Rizki Kurniawansyah. Menurut mantan Ketua KPU Jawa Barat ini, di
periode awal mereka berkantor di Jl Imam Bonjol No 29 Jakarta Pusat, sempat
terjadi dinamika yang cukup panas dengan jajaran sekretariat KPU.
“Dengan
ketenangan almarhum, dinamika itu berakhir dengan sebuah sinergitas yang luar
biasa dalam menyelenggarakan perhelatan akbar tingkat nasional maupun lokal
(Pilkada-red),” ungkap Feri.
Selain
humble dan tenang dalam memimpin, sosok HKM juga dikenal sebagai pribadi yang
teguh memegang prinsip-prinsip kebaikan dan kebenaran. Integritas pribadi juga
beliau jaga secara ketat.
“Usai
penetapan presiden terpilih, almarhum beserta seluruh komisioner KPU RI berniat
makan bubur bersama rekan-rekan wartawan peliput. Berdasarkan informasi dari
rekan wartawan, ternyata rombongan Jusuf Kalla beserta wartawan, juga akan
santap bubur pula di tempat itu,” ungkap Feri.
“Begitu
informasi itu disampaikan wartawan pada kami begitu sampai di lokasi, almarhum
langsung mengomandoi untuk pindah tempat sebelum rombongan Pak Jusuf Kalla
sampai. Akhirnya, kami di tengah malam itu ngopi di sebuah rumah makan Padang
yang jadi lokasi favorit almarhum di bilangan Jakarta Pusat,” tambah Feri.
Soal
tingginya komitmen almarhum menjaga integritas, juga diakui Ketua KPU Riau,
Ilham M Yasir. Sebagai sesama alumni Fakultas Pertanian Unand, Ilham dan HKM
sudah berinteraksi sejak jadi aktivis mahasiswa.
“Kami sudah
berinteraksi saat jadi pengurus koperasi mahasiswa (Kopma) hingga almarhum jadi
presiden BEM Unand yang pertama pada 2009 lalu. Teguh memegang prinsip,jadi ciri
khas beliau,” terang Ilham.
Selain itu,
Ilham menilai sosok HKM, juga gemar menyambung silaturahmi dengan senior maupun
teman-temannya sesama aktivis dulu.
“Setiap ke
Pekanbaru, Riau, teman-teman selalu diajak ketemuan begitu acara yang diikuti
selesai,” ungkap Ilham.
Gemarnya HKM
menyambung tali silaturahmi, juga disampaikan rekan almarhum di Kota Padang,
Yofialdi.
“Sejak
menjabat pimpinan di KPU RI, saya nyaris tak pernah menelpon almarhum. Pada
teman-teman saat berkunjung ke Padang, almarhum sering melontarkan guyon bahwa
dialah orang yang selalu menghubungi saya,” ungkap Yofildi.
Testimonial
rekan sejawat almarhum ini, membenarkan paparan istri almarhum, Endang Mulyani
di awal pertemuan.
“Sewaktu
berniat mendaftar ke KPU RI, kami sempat diskusi panjang. Saat itu, posisi kami
masih sama-sama penyelenggara pemilu. Almarhum di provinsi, saya di Kota
Padang. Diskusi ini terkait dengan niat maju ke pusat,” ungkap Endang.
“Saat itu,
almarhum berkata, sebagai aktivis di daerah, anak-anak muda harus berani tampil
di kancah perpolitikan nasional. Harus berani memberikan warna berbeda, menuju
perbaikan sebagaimana yang diperjuangkan mahasiswa era reformasi 1999.”
“Visi besar
almarhum itu, akhirnya saya rela mundur sebagai anggota KPU Padang. Karena,
regulasinya saat itu melarang suami-istri berada di lembaga yang sama. Kini
saya terharu, mengingat banyaknya rekan-rekan dan sahabat yang masih mengingat
legacy dan nilai-nilai kebaikan yang telah dilakukan bersama almarhum,” urai
Endang.
Dikesempatan
itu, Endang menegaskan, rumor miring tentang penyebab kepergian almarhum, tidak
satupun yang benar. “Sakit yang diderita almarhum lah yang menyebabkan takdir
Allah ini terjadi,” ungkap Endang.
Uang
Kehormatan Naik
Selain
bicara tentang pribadi almarhum yang sangat tenang walaupun tengah dihujat
tanpa dasar di forum resmi maupun tak resmi, Prof Muhammad menilai, sosok HKM
sangat gigih memperjuangkan peningkatan kesejahteraan jajaran sekretariat KPU
beserta komisioner.
“Saat itu,
saya dan almarhum diminta menghadap Wapres, Pak Jusuf Kalla. Di ruangan itu
hanya ada kami bertiga. Tak ada satupun ajudan di ruangan itu. Steril. Saat
itulah, Wapres meng-acc usulan kenaikan uang kehormatan untuk kemudian
diteruskan ke presiden,” ungkap Prof Muhammad.
“Saat itu,
saya tak membawa satupun dokumen. Sementara, almarhum menenteng begitu banyak
dokuman. Ada yang di tas, juga ada yang dibawa dalam sejumlah map. Saat saya
meminta sebagian dokumen itu untuk dibawa, almarhum menolaknya. Padahal, jarak
dari ruang tamu ke ruang kerja Wapres, ada sekitar 30-an meter. Rupanya,
seluruh dokumen itu adalah pengusulan kenaikan uang kehormatan KPU
se-Indonesia,” tambahnya.
“Kenaikan
uang kehormatan yang diperjuangkannya itu, hanya dinikmati almarhum sekitar 1
atau 2 bulan saja. Karena, HKM dipanggil keharibaan Allah SWT saat lebaran Idul
Fitri, 7 Juli 2016,” tukas Prof Muhammad.
Sedangkan
Nur Hidayat Sardini mengusulkan, gedung KPU RI di Jl Imam Bonjol dinamakan
Husni Kamil Manik guna mengenang hal-hal baik yang telah diberikannya pada
bangsa dan negara. Usulan ini diamini Feri Rizki Kurniawansyah dengan menyebut,
banyak aula KPU di daerah yang dinamakan dengan nama almarhum.
“Tinggal
dikomunikasikan saja dengan pihak berkompeten di KPU. Saya pikir peluang itu
ada,” ungkap Feri.
Testimoni 2
Gubernur
Di
kesempatan itu, juga diputarkan video testimoni dari Gubernur DKI Jakarta,
Anies Baswedan. Dalam video itu, Anies mengaku lebih mendalami profile HKM,
saat jadi panitia seleksi KPU RI pada 2012 lalu.
“Sampai
sekarang, kita merasakan sumbangsih dan jasa-jasa almarhum terhadap
perkembangan dan kehidupan berdemokrasi di Indonesia,” ungkap Anies.
“Almarhum
merupakan sosok yang kaya pengalaman dan istiqomah dengan pilihan. Haul 5 tahun
ini merupakan kesempatan kita untuk meneladani sifat beliau sekaligus
meneruskan nilai-nilai perjuangan yang diyakini beliau,” ungkap Anies.
Setelah
Anies, dijadwalkan memberikan testimoni Gubernur Sumbar, Mahyeldi. Pada
panitia, Mahyeldi meminta agar ditempatkan di akhir acara karena Ba’da Magrib
mesti berangkat ke Jakarta dari Bandara Internasional Minangkabau.
Takdir
berkata lain, pesawat yang ditumpangi Mahyeldi mengalami delay beberapa jam.
Hingga kegiatan zoom meeting berakhir sekitar pukul 22.30 WIB, Mahyeldi maupun
ajudannya, tak bisa dihubungi. (rel).
Editor :
Taufik