KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat meluncurkan aplikasi Tata Naskah Dinas Elektronik yang disebut Kapuas dan Budaya Kerja ASN yang Profesional, Responsif, Integritas, Melayani, Akuntabel (PRIMA) di Hotel Aston Jalan Gajah Mada Pontianak, Kamis (04/03/2021).
Gubernur Kalimantan Barat, H. Sutarmidji, S.H., M.Hum., mengatakan bahwa dengan adanya aplikasi KAPUAS akan lebih mempercepat urusan di dalam birokrasi Pemprov Kalbar, disposisi surat dan lain sebagainya itu bisa lebih cepat.
Sedangkan aplikasi PRIMA berkaitan dengan pelayanan kepada masyarakat. Sutarmidji juga menginginkan pelayanan dalam segala aspek di Pemprov Kalbar untuk lebih cepat, murah, dan transparan.
“Selain itu juga harus terus berinovasi supaya semuanya terukur. Masyarakat
juga mendapatkan kepastian di dalam pelayanan. Saya maunya ke depan semuanya
cepat, transparan dan murah,” tegasnya.Pada acara tersebut juga diumumkan bahwa RSUD Soedarso melalui inovasi “Rumah Sakit Rumah Keduaku” yang
dikhususkan untuk pelayanan anak Thalasemia masuk TOP 99 Inovasi dari LAN RI.
“Kalau RSUD Soedarso itu banyak inovasinya, salah satunya Rumah Sakit Rumah Keduaku dalam rangka pelayanan penyandang Thalasemia. Karena mereka pasti ke RS setiap bulan, karena harus transfusi darah dan lain sebagainya,” jelasnya.
Maka dari itu dikatakannya Rumah Sakit harus memberikan pelayanan yang baik. Inovasi-inovasi seperti itu dikatakannya sangat bagus.
“Kemudian saya tadi lihat yang juara dan mendapatkan apresiasi semuanya di bidang yang berkaitan atau bersentuhan dengan masyarakat seperti Rumah Sakit, Puskesmas, PTSP, itu pelayanan kepada masyarakat semua bagus,” jelasnya. Artinya ada optimis dalam capaian layanan publik karena bukan satu hal yang sulit untuk diimplementasikan.
“Itu gampang sekali. Karena tadi model-model apresiasi itu pekerjaan yang sudah dekat dengan masyarakat,” pungkasnya.
Gubernur Kalimantan Barat, H. Sutarmidji, S.H., M.Hum., menginginkan provinsi yang dipimpinnya itu menjadi daerah wisata birokrasi. Untuk menunjang itu, semua Perangkat Daerah di Pemerintah Provinsi Kalbar untuk berinovasi dalam tata kelola pemerintahan dan birokrasi.
Menurutnya, hal tersebut bukan satu hal yang sulit diimpelementasikan. Pasalnya, hal serupa pernah dilakukannya saat memimpin Kota Pontianak selama dua periode. Dimana, berkat inovasi yang dilakukan, Pontianak banyak dikunjungi oleh ratusan pemerintah daerah kabupaten dan kota se-Indonesia sebagai tujuan studi tiru.
“Di kota (Pontianak) waktu itu pernah ada sebanyak 214 daerah tingkat II yang datang, Jayapura itu bahkan satu bulan mengirim 100 orang dalam waktu sebulan, mulai dari penginapan dan makannya mejadi sumber pendapatan daerah. Provinsi saya ingin begitu juga. Jadi, inovasi kita itu bisa dicontoh daerah lain, dan mereka belajar di daerah kita dan ini bisa jadi wisata birokrasi,” ujarnya.
Sementara itu Kepala LAN RI, Adi Suryanto berharap, Kalimantan Barat bisa terus menerus mengembangkan inovasi-inovasi dalam hal pelayanan publik. Di mana, hal tersebut sudah dilakukan Kota Pontianak saat Gubernur Sutarmidji masih menjabat sebagai Wali Kota.
“Seperti dulu Pak Gubernur masih menjadi Wali Kota Pontianak, banyak sekali inovasi yang digagas. Bahkan Kota Pontianak menjadi salah satu sumber belajar inovasi. Jadi, banyak orang yang datang ke Pontianak, untuk belajar, studi tiru terhadap apa yang sudah dilakukan Pontianak. Dengan banyaknya orang datang ke Pontianak, tentu berimplikasi pada pendapatan di sektor perhotelan, restoran dan sebagainya,” kata dia.
Untuk itu, ia berharap Kalbar juga bisa menjadi satu tempat untuk belajar inovasi dan percontohan bagi provinsi lain di Indonesia terutama di sektor pelayanan publik. Terlebih lagi, diakui dia, masih sedikit inovasi-inovasi yang dilakukan oleh pemerintah di level provinsi se-Indonesia.
“Kalau di level provinsi mungkin belum terlalu banyak, sementara untuk kabupaten dan kota sudah banyak. Level provinsi masih sedikit inovasi terkait dengan kewenangan dan yang dilakukan oleh provinsi. Tapi memang karena kareteristik, ruang lingkup kewenangan dan tugas provinsi beda dengan kabupaten dan kota. Jadi, inovasi yang punya ciri khas provinsi harus terus ditumbuhkembangakan. Saya harap Kalbar bisa jadi percontohan nanti untuk inovasi di level provinsi,” pungkasnya. (tim liputan).
Editor : Aan