KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) – Ketua DPP PDI Perjuangan Sri Rahayu Minta Kader Banteng Bengkayang Sosialisasikan Pemecatan Darwis dari PDI Perjuangan, Sebastianus Darwis memutuskan untuk tetap berkontestasi pada Pilkada Bengkayang 2020 meski tidak didukung oleh partainya. Keputusan itu mengakibatkan Darwis dipecat dari PDI Perjuangan karena dianggap melawan perintah partai.
Kendati
sudah dipecat dari PDI Perjuangan, hingga kini masih cukup banyak masyarakat
Bengkayang yang belum mengetahui kabar tersebut. Sebagian masyarakat masih ada
yang menganggap bahwa PDI Perjuangan mengusung dua kadernya pada Pilkada kali
ini, yaitu Martinus Kajot dan Sebastianus Darwis.
Menanggapi hal
itu, Sri Rahayu mengatakan, pada Pilkada Bengkayang tahun 2020 ini, PDI
Perjuangan hanya mengusung satu calon, yakni Martinus Kajot. Dirinya secara
tegas menyatakan bahwa Sebastianus Darwis sudah dipecat dari partai. Seluruh
kader dan pengurus PDI Perjuangan di Kabupaten Bengkayang pun sudah Ia minta
untuk lebih masif dalam menyosialisasikan kabar pemecatan tersebut.
"Kenapa
harus kita sosialisasikan, karena itu merupakan keputusan internal yang mungkin
masih banyak masyarakat yang belum tahu. Kader-kader dan pengurus partai wajib
menyampaikan bahwa yang diusung PDI Perjuangan cuma satu, yakni pasangan
Martinus Kajot dan Carlos Dja'afara. Tidak ada yang lain," katanya saat
dijumpai di Kantor DPD PDI Perjuangan Kalbar, Jalan Arteri Supadio Sungai Raya.
Wakil Ketua
Komisi IX DPR RI itu menambahkan bahwa pemecatan Darwis dari PDI Perjuangan
perlu disosialisasikan guna meluruskan kesimpangsiuaran informasi di tengah
masyarakat. Di samping itu, sosialisasi terkait pemecatan tersebut juga untuk
menyolidkan barisan simpatisan partai yang selama ini belum begitu yakin untuk
mendukung pasangan Kajot-Carlos.
"Ya,
sudah pasti harus disosialisasikan oleh jajaran struktural dan kader-kader PDI
Perjuangan di Kabupaten Bengkayang. Sebastianus (Darwis) kan awalnya dari PDI
Perjuangan, tapi karena sudah tidak melaksanakan rekomendasi atau instruksi
dari Ibu Ketua Umum, maka itu sebagai salah satu bentuk perlawanan terhadap
keputusan partai. Kalau sudah melanggar, apalagi ikut partai lain, sanksinya
sudah pasti. Jelas di AD ART, dipecat. Darwis itu sudah dua kali dikasi
kesempatan di Pilkada, tetapi belum beruntung. Sudah dua kali maju, tapi kalah
melulu kan akhirnya partai melakukan evaluasi. Makanya, diberilah kesempatan
itu kepada kader lain. Ini perlu disampaikan ke masyarakat supaya mereka tidak
bingung," pungkasnya. (tim liputan).
Editor : Aan