Kepala BIN : Mahasiswa 15 Perguruan Tinggi di Indonesia terpantau Ikuti Gerakan Radikal

Editor: Redaksi author photo


Kepala BIN Jendral (Purn) Budi Gunawan


Semarang (Kalbar News)  - Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal (Purn) Budi Gunawan beberkan bahwa berdasar hasil survei BIN tahun 2017 terungkap 39% mahasiswa di 15 provinsi telah terpapar gerakan radikal.

Hal ini disampaikan Kepala BIN dalam ceramah umumnya di hadapan peserta Kongres ke-6 BEM PT Nahdlatul Ulama (NU) se-Indonesia di Universitas Wahid Hasyim, Semarang Jawa Tengah (28/4/2018).

Budi Gunawan menyebutkan, dari 15 provinsi tersebut terdapat tiga perguruan tinggi (PT) yang menjadi perhatian utama karena menjadi basis penyebaran paham radikal. Namun, pihaknya tidak bisa mengungkapkan secara gamblang tiga perguruan tinggi tersebut.

"Fenomena ajaran radikal di kalangan mahasiswa memanfaatkan kepolosan secara psikologi pada mahasiswa yang masih dalam proses pencarian jati diri," ujar Budi Gunawan.  

Dalam kegiatan yang di hadiri Penguris BEM Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (NU) se-Indonesia ini, Budi Gunawan juga memaparkan, hasil penyidikan pada aksi teror semakin menegaskan bahwa kampus tempat tumbuh dan berkembang paham radikal yang kemudian menumbuhkan bibit teroris baru.

Budi Gunawan mencontohkan Bahrun Naim adalah pemuda yang mulai melibatkan diri dengan kegiatan radikal saat kuliah di Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). 

"Dari temuan tersebut, saya menilai bahwa lingkungan kampus adalah target kelompok radikal untuk mengekspansi ide dan ideologi calon-calon teroris yang baru," sambung mantan Wakapolri ini.

Sementara itu Presedium BEM PTNU Se-Nusantara Bustoni Atfoni mengatakan tindakan intoleransi bukan merupakan Budaya Bangsa Indonesia, sehingga ia berharap semua komponen menolak segala bentuk aksi radikal apalagi yang mengatasnamakan agama.

“Intoleransi bukanlah budaya bangsa Indonesia sehingga segala bentuk radikalisasi tidak sesuai dengan ideologi bangsa," tegas Bustoni Aftoni.

Dia menyatakan, mahasiswa khususnya dari kalangan PTNU sejak dini telah dibekali paham Aswaja. "Paham tersebut diharapkan mampu menjadi pelopor untuk menolak dengan tegas paham radikal," tegasnya. (tim liputan*)
Share:
Komentar

Berita Terkini