BMKG Kalbar: Awal Desember 2025 Diwarnai Hujan Ekstrem di Ketapang, Hari Tanpa Hujan Hampir Tak Ada

Editor: Redaksi author photo

BMKG Kalbar: Awal Desember 2025 Diwarnai Hujan Ekstrem di Ketapang, Hari Tanpa Hujan Hampir Tak Ada

KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) 
- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kalimantan Barat merilis analisis curah dan sifat hujan serta monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) untuk periode dasarian I, yakni tanggal 1 hingga 10 Desember 2025. Hasilnya menunjukkan adanya variasi kondisi iklim yang signifikan di wilayah tersebut, dengan curah hujan tertinggi mencapai kategori sangat tinggi di Kabupaten Ketapang.


Secara umum, curah hujan di Kalbar selama 10 hari pertama bulan Desember 2025 berada pada kategori Menengah, dengan rentang 76 hingga 150 mm/dasarian. Namun, kondisi ekstrem tercatat di Kabupaten Ketapang, khususnya di Kecamatan Matan Hilir Selatan, yang mengalami curah hujan sebesar 417 mm/dasarian dan diklasifikasikan sebagai kategori Sangat Tinggi.


Meskipun demikian, sifat hujan secara umum di wilayah Kalbar didominasi oleh kategori Bawah Normal hingga Normal. Ini mengindikasikan bahwa intensitas hujan di sebagian besar wilayah masih lebih rendah dibandingkan rata-rata historisnya.


Kendati demikian, BMKG juga mencatat adanya Sifat Hujan Atas Normal yang terjadi di beberapa wilayah kabupaten/kota lain. Daerah-daerah yang mengalami sifat hujan di atas rata-rata tersebut meliputi Sambas, Singkawang, Bengkayang, Landak, Ketapang, Sanggau Sintang, dan Kapuas Hulu.


Hari Tanpa Hujan (HTH) Singkat di Kubu Raya

Selain analisis curah hujan, monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) juga menunjukkan kondisi yang relatif aman. Pengamatan hingga tanggal 10 Desember 2025 secara umum menunjukkan kategori Sangat Pendek, yakni berkisar antara 1 hingga 5 hari.


HTH terpanjang di Kalimantan Barat tercatat selama 5 hari, yang masih tergolong kategori Sangat Pendek. Lokasi terpanjang HTH ini terpantau di Kabupaten Kubu Raya, tepatnya di Kecamatan Teluk Pakedai.


Data ini menjadi informasi penting bagi masyarakat dan pemerintah daerah untuk mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi, baik berupa banjir akibat curah hujan sangat tinggi di lokasi tertentu, maupun potensi kekeringan mikro meskipun HTH secara umum tergolong sangat pendek. (tim Liputan)

Editor : Aan

Share:
Komentar

Berita Terkini