BMKG Kalbar: Awal November Diprediksi Hujan Kategori Menengah, Waspadai Genangan di Beberapa Wilayah

Editor: Redaksi author photo

 BMKG Kalbar: Awal November Diprediksi Hujan Kategori Menengah, Waspadai Genangan di Beberapa Wilayah

KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) 
— Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas II Kalimantan Barat merilis hasil analisis dan prakiraan curah hujan untuk periode Dasarian I (1–10 November 2025). Berdasarkan laporan tersebut, curah hujan di Kalimantan Barat diprediksi berada pada kategori menengah, dengan kisaran 75–100 mm per dasarian.


Dalam analisis dasarian sebelumnya (21–31 Oktober 2025), curah hujan di Kalbar secara umum berkisar antara 50–150 mm, tergolong kategori menengah. Namun, curah hujan tertinggi tercatat di Kecamatan Tumbang Titi, Kabupaten Ketapang, mencapai 275 mm per dasarian, yang termasuk kategori sangat tinggi.


BMKG mencatat bahwa sifat hujan pada periode akhir Oktober 2025 berada pada kategori bawah normal hingga normal, sementara sifat hujan atas normal terdeteksi di sebagian kecil wilayah seperti Sambas, Singkawang, Kubu Raya, Landak, Sanggau, Kapuas Hulu, Sintang, Melawi, Ketapang, dan Kayong Utara.


Memasuki Dasarian I November, aktivitas hujan di Kalbar diperkirakan sedikit menurun akibat pengaruh OLR (Outgoing Longwave Radiation) dan fase kering MJO (Madden-Julian Oscillation). Meski demikian, secara umum hujan masih terjadi dengan intensitas menengah.

Peluang curah hujan juga bervariasi:

  • Wilayah dengan CH < 50 mm/dasarian (peluang >30%): sebagian kecil Mempawah, Bengkayang, dan Kapuas Hulu.

  • Wilayah dengan CH < 100 mm/dasarian (peluang >80%): sebagian besar Kalbar, kecuali beberapa bagian kecil di Ketapang, Kapuas Hulu, dan Landak.

  • Wilayah dengan CH < 150 mm/dasarian (peluang >80%): hampir seluruh wilayah Kalimantan Barat.


BMKG mengingatkan bahwa Kalbar masih berpotensi mengalami hujan kategori menengah yang dapat menyebabkan genangan air di beberapa titik rawan, khususnya di wilayah Ketapang, Kapuas Hulu, dan Landak.


Meski potensi banjir besar relatif rendah, BMKG tetap mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi banjir lokal dan genangan air, terutama di daerah dataran rendah atau wilayah dengan sistem drainase yang kurang baik.


Selain itu, BMKG menekankan pentingnya koordinasi antara pemerintah daerah, BPBD, dan masyarakat untuk memastikan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi perubahan cuaca ekstrem menjelang puncak musim hujan. (Tim liputan)
Editor : Aan

Share:
Komentar

Berita Terkini