KALBARNEWS.CO.ID (RUSIA) - Para spesialis di pusat teknologi “Gazprom Neft – Industrial Innovations” telah mengembangkan bahan bakar penerbangan rendah karbon pertama di Rusia, bahan bakar SAF yang berbahan dasar ester dan asam lemak dan mampu mengurangi emisi gas rumah kaca dari perjalanan udara hingga 80%.
Teknologi yang dikembangkan di St. Petersburg didasarkan pada sintesis ester dari bahan baku terbarukan menggunakan hidrogen. Minyak goreng bekas dan lemak hewani digunakan sebagai bahan baku.
Bahan-bahan ini digunakan untuk menghasilkan bio-komponen yang kinerjanya sebanding dengan bahan bakar jet tradisional, tetapi memiliki jejak karbon yang lebih rendah. Pengujian telah menunjukkan bahwa komposisi baru ini sepenuhnya memenuhi standar lingkungan internasional dan dapat digunakan untuk penerbangan jarak menengah dan jauh.
Peluncuran SAF merupakan kelanjutan dari program komprehensif Gazprom Neft dalam pengembangan solusi rendah karbon untuk transportasi. Sebelumnya, perusahaan ini merupakan yang pertama di Rusia yang mulai mengisi bahan bakar kapal dengan biofuel ramah lingkungan. Kini, pengetahuan dan keahlian teknik yang terakumulasi telah memungkinkan untuk melangkah ke tahap berikutnya: produksi bahan bakar penerbangan generasi baru.
"Pekerjaan untuk menciptakan bahan bakar SAF domestik sepenuhnya dilakukan di pusat penelitian Gazprom Neft, yang menggabungkan laboratorium penelitian dan analisis, fasilitas untuk pemodelan proses teknis baru, dan pabrik percontohan untuk pengujian teknologi. Proyek ini melibatkan karyawan berkualifikasi tinggi yang terlibat dalam pengembangan solusi dan produk unik di persimpangan antara penyulingan minyak dan industri serta sektor ekonomi lainnya," ujar Mikhail Nikulin, kepala pusat teknologi "Gazprom Neft – Inovasi Industri".
Mitra Gazprom Neft dalam produksi bahan bakar motor rendah karbon adalah Asosiasi Spesialis dan Perusahaan Pengolahan Limbah Minyak dan Lemak. Asosiasi ini menyediakan layanan pengumpulan dan pengolahan bahan baku nabati, yang membentuk basis sumber daya untuk produksi biokomponen skala besar. (tim Liputan)
Editor : aan