Italia Mengusulkan Penggunaan Energi Nuklir untuk Produksi Hidrogen Bersih

Editor: Redaksi author photo

 Italia Mengusulkan Penggunaan Energi Nuklir untuk Produksi Hidrogen Bersih

KALBARNEWS.CO.ID (ITALIA) - Saat ini, produksi hidrogen dunia tahunan sekitar 52,6 juta ton, dan hampir seluruhnya (96%) berasal dari pengolahan bahan bakar fosil – gas alam, minyak, atau batu bara, yang menghasilkan emisi CO₂ yang signifikan – 11 hingga 20 kg untuk setiap kilogram H₂. 



Sebagian besar hidrogen digunakan dalam industri kimia dan produksi pupuk, tetapi transisi menuju ekonomi rendah karbon membutuhkan teknologi baru untuk produksi hidrogen skala industri, tanpa jejak karbon.



Terdapat beberapa metode untuk produksi hidrogen. Yang paling sederhana adalah elektrolisis alkali, ketika air diurai menjadi oksigen dan hidrogen yang dipengaruhi oleh arus listrik. Teknologi ini sudah berkembang dengan baik tetapi membutuhkan banyak energi dan sangat tidak efektif. 


Elektrolisis uap suhu tinggi lebih menjanjikan: sebagian energi disuplai dalam bentuk panas, yang mengurangi konsumsi listrik hampir sepertiganya dan meningkatkan efisiensi secara keseluruhan. Pilihan lainnya adalah siklus termokimia sulfur-iodin, ketika air diurai menjadi unsur-unsur dalam rantai reaksi pada suhu yang sangat tinggi. Metode ini berpotensi efektif tetapi membutuhkan peralatan yang kompleks dan penggunaan reagen yang agresif.


Para peneliti dari Universitas Pisa telah mempelajari kemungkinan penggunaan pembangkit listrik tenaga nuklir untuk produksi hidrogen, khususnya reaktor generasi baru yang mampu beroperasi pada suhu hingga 1.000 °C. 


Setelah menganalisis berbagai teknologi, mereka sampai pada kesimpulan bahwa elektrolisis uap suhu tinggi memiliki potensi terbesar: memberikan efisiensi tinggi (hingga 43%) dan sepenuhnya menghilangkan emisi berbahaya. Elemen kunci dari sistem ini adalah penukar panas perantara yang secara aman mentransfer panas dari reaktor ke instalasi produksi hidrogen, mengisolasi keduanya.


Analisis ekonomi menggunakan program HEEP IAEA menunjukkan bahwa biaya hidrogen saat menggunakan teknologi nuklir dapat berkisar antara $2,71 hingga $3,57 per kilogram, yang sebanding, dan, dalam beberapa kasus, bahkan lebih menguntungkan, dibandingkan dengan metode rendah karbon lainnya. 



Dengan demikian, produksi hidrogen menggunakan elektrolisis bertenaga surya dan angin berbiaya sekitar 6,61 Euro per kilogram. Di saat yang sama, pembangkit listrik tenaga nuklir beroperasi secara stabil dengan faktor utilisasi kapasitas lebih dari 90%, yang secara signifikan membedakannya dari sumber energi terbarukan yang bervariasi. Dari sudut pandang lingkungan, skema semacam itu tidak kalah dengan hidrogen "hijau": emisi CO₂ hanya 0,3–0,8 kg per kilogram. 



Selain itu, energi nuklir tidak bergantung pada cuaca tetapi mampu menghasilkan volume besar sepanjang waktu. Para ilmuwan mengusulkan untuk memfokuskan upaya membawa elektrolisis uap suhu tinggi ke tingkat industri, serta mengembangkan konsep "pulau hidrogen" — lokasi khusus di mana reaktor nuklir akan beroperasi secara eksklusif untuk memproduksi H₂. (tim Liputan)

Editor : Aan

Share:
Komentar

Berita Terkini