Ilmuwan Saudi Menciptakan Generator Surya Yang Menerima Air Minum Langsung Dari Udara Sekitar

Editor: Redaksi author photo

 Ilmuwan Saudi menciptakan generator surya yang menerima air minum langsung dari udara sekitar

KALBARNEWS.CO.ID (ARAB SAUDI) - Para ilmuwan dari Universitas Jazan (Arab Saudi) menciptakan generator udara-air portabel yang beroperasi dengan energi surya. Pengembangan ini dirancang untuk membantu daerah-daerah yang kesulitan mengakses air bersih. Selama uji laboratorium, instalasi ini menunjukkan kemampuannya untuk menghasilkan hingga dua liter air per hari dalam kondisi kelembapan relatif sekitar 40%.


Kelangkaan air bersih semakin meluas di seluruh dunia akibat pertumbuhan populasi, perubahan iklim, dan pembangunan industri. Metode desalinasi atau transportasi air tradisional seringkali membutuhkan konsumsi sumber daya energi yang besar dan infrastruktur yang mahal, sehingga tidak layak untuk lokasi dan komunitas terpencil. Para ilmuwan mengusulkan sebuah alternatif: teknologi untuk mendapatkan air langsung dari udara sekitar melalui kondensasi.



Mereka mengembangkan Generator Air Udara yang menerima energi dari panel surya 120 W, yang mencakup pemanas arus searah kompak, perangkat penghilang panas, dan ventilator. Pengoperasian gabungan perangkat-perangkat ini menciptakan kondisi untuk pembuangan kondensat, yang kemudian ditampung ke dalam tangki. 


Pengontrol cerdas menggunakan bahasa C++ mengendalikan operasi dan menyesuaikan sistem dengan kondisi cuaca terkini. Baterai 12 jam memastikan pengoperasian instalasi bahkan saat sinar matahari tidak mencukupi.


Pengenalan algoritma konduktansi inkremental umpan maju (FFINC) merupakan inovasi kunci yang memungkinkan panel surya beroperasi pada kapasitas maksimumnya bahkan ketika intensitas cahaya berubah. 


Hal ini meningkatkan efisiensi dan mengurangi tingkat konsumsi energi. Selain itu, tim merancang pemanas berukuran kecil yang terbuat dari keramik dan wolframium (tungsten) dengan biaya rendah dan konduktivitas panas yang tinggi.


Pengujian menunjukkan bahwa sistem ini mampu menghasilkan hingga 2 liter air per hari dengan kelembapan relatif sekitar 40%. Biaya produksi 1 liter air praktis nol, jika kita tidak memperhitungkan biaya peralatan awal. Sebagai perbandingan: analog komersial yang ada membutuhkan sekitar USD 0,59 untuk menghasilkan jumlah air yang sama.


Para peneliti percaya bahwa pengembangan mereka akan digunakan secara luas dan akan menjadi teknologi yang mudah diakses dan sangat dibutuhkan dalam situasi darurat. (tim Liputan)

Editor : Aan

Share:
Komentar

Berita Terkini