KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Klimatologi Kalimantan Barat merilis informasi potensi banjir dasarian untuk periode I, tanggal 1–10 Oktober 2025. Dalam laporan tersebut, BMKG membagi tingkat potensi banjir menjadi tiga kategori, yaitu rendah, menengah, dan tinggi.BMKG Kalbar Rilis Potensi Banjir Dasarian I Oktober 2025, Puluhan Kecamatan Berstatus Menengah
Untuk periode kali ini, tidak ada wilayah di Kalimantan Barat yang masuk kategori potensi banjir tinggi. Namun, terdapat sejumlah kecamatan di berbagai kabupaten/kota yang masuk dalam kategori menengah, sehingga tetap perlu diwaspadai masyarakat.
Wilayah dengan Potensi Banjir Menengah
BMKG mencatat wilayah dengan peluang banjir menengah tersebar di 12 kabupaten/kota. Di antaranya:
-
Bengkayang: Kec. Samalantan dan Sungai Betung.
-
Kapuas Hulu: 20 kecamatan, termasuk Batang Lupar, Bika, Boyan Tanjung, Bunut Hilir, Bunut Hulu, Jongkong, Kalis, hingga Putussibau Selatan dan Putussibau Utara.
-
Kayong Utara: Kec. Pulau Maya dan Sukadana.
-
Ketapang: 15 kecamatan, seperti Delta Pawan, Kendawangan, Muara Pawan, Nanga Tayap, hingga Tumbang Titi.
-
Kota Pontianak: Empat kecamatan, yakni Pontianak Selatan, Tenggara, Timur, dan Utara.
-
Kubu Raya: Batu Ampar, Kuala Mandor B, Rasau Jaya, Sungai Ambawang, Sungai Raya, dan Terentang.
-
Landak: Kec. Jelimpo.
-
Melawi: 9 kecamatan, termasuk Belimbing Hulu, Ella Hilir, Nanga Pinoh, Sokan, dan Tanah Pinoh.
-
Mempawah: Kec. Jongkat.
-
Sanggau: Kec. Kapuas, Meliau, dan Tayan Hilir.
-
Sekadau: Belitang, Nanga Mahap, Nanga Taman, Sekadau Hilir, dan Sekadau Hulu.
-
Sintang: 11 kecamatan, di antaranya Binjai Hulu, Dedai, Kayan Hilir, Kayan Hulu, Kelam Permai, Serawai, dan Tempunak.
Dengan cakupan wilayah yang cukup luas, kategori menengah ini berarti peluang terjadinya banjir perlu diantisipasi, terutama pada kawasan yang memiliki riwayat genangan air saat hujan deras.
Wilayah Potensi Banjir Rendah
Selain kategori menengah, BMKG juga merinci kecamatan yang berpotensi banjir rendah. Hampir semua kabupaten/kota di Kalimantan Barat masuk kategori ini. Misalnya, Kota Singkawang seluruh kecamatannya tercatat dalam kategori rendah, demikian pula Kabupaten Sambas yang mencakup lebih dari 10 kecamatan seperti Galing, Pemangkat, Selakau, Tebas, hingga Teluk Keramat.
Di Kabupaten Landak, potensi banjir rendah terdapat di 12 kecamatan, termasuk Air Besar, Kuala Behe, Mandor, Menjalin, hingga Ngabang. Kabupaten Melawi juga masuk dalam daftar dengan 11 kecamatan yang berstatus rendah, seperti Belimbing, Menukung, Nanga Pinoh, dan Sayan.
Kepala Stasiun Klimatologi Kalbar melalui keterangan tertulisnya menyebutkan bahwa tidak ada kecamatan di Kalimantan Barat yang masuk kategori potensi banjir tinggi untuk periode 1–10 Oktober 2025.
Namun, masyarakat tetap diminta meningkatkan kewaspadaan, khususnya di wilayah dengan potensi menengah, mengingat intensitas hujan dalam beberapa hari terakhir cukup bervariasi.
BMKG menegaskan bahwa informasi potensi banjir dasarian ini bukan prediksi ketinggian banjir (meter), melainkan perkiraan peluang terjadinya banjir berdasarkan analisis iklim dan curah hujan.
Masyarakat diimbau untuk aktif memantau informasi terkini dari BMKG, terutama bagi yang tinggal di daerah rawan genangan dan bantaran sungai. Kolaborasi pemerintah daerah, BPBD, dan masyarakat sangat diperlukan untuk mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi, khususnya saat memasuki musim hujan di akhir tahun. (Tim Liputan)
Editor : Aan