KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kalimantan Barat merilis prospek iklim dasarian untuk periode 1–10 Juli 2025. Berdasarkan pemantauan, curah hujan di wilayah Kalbar diprediksi masih berada pada kategori rendah hingga menengah, sehingga masyarakat diimbau untuk mewaspadai potensi munculnya hotspot dan berkurangnya ketersediaan air.BMKG: Curah Hujan Rendah Berlanjut di Kalbar, Waspadai Munculnya Hotspot
Monitoring Kondisi Terkini
Pada dasarian III Juni 2025 (21–30 Juni), curah hujan umumnya berkisar antara 0–150 mm. Wilayah dengan curah hujan tertinggi tercatat di Kecamatan Pengkadan, Kabupaten Kapuas Hulu, mencapai 212 mm.
Sementara itu, sifat hujan umumnya berada pada kategori bawah normal hingga normal, dengan beberapa wilayah seperti Bengkayang, Landak, Kubu Raya, Sekadau, Sintang, Melawi, Kapuas Hulu, Kayong Utara, dan Ketapang mengalami sifat hujan atas normal.
Hingga akhir Juni, sebagian besar wilayah Kalbar masih mengalami hujan. Namun, hari tanpa hujan (HTH) terpanjang terjadi di Teluk Pakedai (Kubu Raya) dan Sadaniang (Mempawah) selama 10 hari, masuk dalam kategori pendek.
Kondisi Dinamika Atmosfer
Secara global, kondisi atmosfer menunjukkan indeks ENSO sebesar -0.031 dan IOD sebesar -0.31, yang keduanya berada pada fase netral dan diprediksi bertahan hingga akhir 2025. Suhu muka laut di sekitar perairan Kalbar tercatat lebih hangat dari biasanya. Sementara fenomena MJO diprediksi tidak aktif.
Anomali radiasi gelombang panjang (OLR) menunjukkan kondisi netral secara umum. Namun, pada awal dasarian diprediksi OLR bernilai positif (potensi hujan rendah), dan beralih menjadi negatif di pertengahan dasarian (potensi hujan meningkat).
Angin timuran masih mendominasi sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Kalimantan Barat.
Musim Kemarau Dimulai
BMKG memperkirakan awal musim kemarau 2025 akan terjadi mulai Juli dasarian II di wilayah utara Ketapang, barat-selatan Melawi, dan timur Kayong Utara. Sedangkan wilayah barat Kayong Utara dan selatan Kubu Raya baru akan memasuki musim kemarau pada Agustus dasarian II.
Peluang Curah Hujan Rendah
Pada dasarian I Juli 2025, peluang curah hujan rendah (di bawah 20 mm) dengan probabilitas lebih dari 40% diprediksi terjadi di sebagian wilayah Sambas, Bengkayang, dan Kayong Utara. Sedangkan peluang curah hujan di bawah 50 mm dengan probabilitas lebih dari 80% terjadi di wilayah Sambas, Singkawang, Bengkayang, Mempawah, Landak, Kubu Raya, Pontianak, Kapuas Hulu, Kayong Utara, Ketapang, Sanggau, dan Melawi.
Meski demikian, sebagian kecil wilayah Kapuas Hulu, Sintang, dan Ketapang diprediksi berpeluang menerima curah hujan lebih dari 50 mm.
Secara umum, curah hujan dasarian I Juli 2025 diperkirakan berada pada kategori rendah hingga menengah (20–75 mm). Sifat hujan secara umum diprediksi bawah normal, kecuali di sebagian Ketapang dan Sanggau yang masih berada pada sifat normal.
Potensi Banjir dan Dampaknya
BMKG menyatakan bahwa potensi banjir dan genangan, termasuk di areal pertanaman padi di Kalbar, pada periode ini berada pada tingkat aman.
Namun, masyarakat dan pihak terkait diminta waspada terhadap berkurangnya pasokan air dan potensi munculnya titik panas (hotspot), terutama di wilayah:
Sambas, Singkawang, Bengkayang, Mempawah, Landak, Kubu Raya, Pontianak, Kapuas Hulu, Kayong Utara, Ketapang, Sanggau, dan Melawi.
Informasi Lebih Lanjut
Untuk informasi cuaca dan iklim yang lebih rinci serta dukungan dalam perencanaan operasional, masyarakat dan instansi dapat menghubungi BMKG Stasiun Klimatologi Kalimantan Barat melalui WhatsApp di nomor 0821-5788-2080 atau melalui Instagram: @infoiklimkalbar. (Tim Liputan)
Editor : Aan