KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) - Apa jadinya jika sekelompok anak muda dari berbagai negara bertemu, menjelajah situs-situs bersejarah bersama, belajar strategi promosi pariwisata, dan menampilkan budaya khas masing-masing? Jawabannya terangkum dalam Incoming Global Volunteer (iGV) Winter Peak 2025, sebuah program lintas budaya yang diselenggarakan oleh AIESEC in UPN “Veteran” Yogyakarta (UPNVY). Misi Budaya dan Kolaborasi Global: AIESEC Untan di iGV Winter Peak 2025
Tahun ini, AIESEC in Untan turut mengirimkan perwakilannya, Wira Kasyfurrahman, yang menjabat sebagai Local Committee Vice President Outgoing Global Exchange 25.26, untuk terlibat langsung sebagai Local Volunteer dalam program ini.
Mengangkat tema “On The Map”, iGV Winter Peak 2025 menjadi ruang kolaborasi dan eksplorasi yang melibatkan anak-anak muda dari berbagai latar belakang budaya. Bukan sekadar mengenalkan Indonesia ke mata dunia, program ini juga memberikan sudut pandang baru bagi para pesertanya dalam melihat potensi lokal, baik sejarah, budaya, maupun pariwisata melalui pendekatan global yang inklusif dan kreatif.
Kegiatan dibuka dengan Leadership Bootcamp, sesi pembuka yang dirancang untuk membangun kedekatan antar peserta. Melalui berbagai aktivitas interaktif, mereka belajar memahami satu sama lain, membangun komunikasi lintas budaya, dan mempersiapkan diri untuk menjalani hari-hari penuh petualangan bersama.
Dari awalnya hanya berstatus sebagai rekan program, para peserta mulai merasakan semangat kebersamaan yang tumbuh seiring waktu.
Eksplorasi budaya dimulai di Kotagede, kawasan yang menyimpan sejarah panjang sebagai pusat Kerajaan Mataram Islam. Para peserta diajak menelusuri kompleks makam raja-raja, Masjid Gede yang berarsitektur klasik, hingga pasar tradisional yang masih menjadi denyut kehidupan masyarakat lokal. Bagi Wira, kunjungan ini membuka mata.
Ia mengaku sebelumnya hanya mengetahui Kotagede sebagai kawasan tua di Yogyakarta, namun setelah menyusuri langsung lorong-lorong sejarahnya, ia menyadari betapa besarnya potensi wisata yang dimiliki tempat ini. Ia meyakini bahwa dengan pendekatan yang tepat, kisah Kotagede bisa menjadi daya tarik wisata yang kuat.
Salah satu sesi yang paling relevan di era digital saat ini adalah workshop digital marketing. Dalam sesi ini, para peserta tidak hanya belajar membuat konten visual yang menarik, tetapi juga mendalami pentingnya narasi dalam promosi pariwisata.
Mereka diajak memahami bahwa konten wisata yang berhasil bukan hanya soal estetika, tetapi juga soal cerita yang autentik dan mampu membangun koneksi emosional. Mulai dari teknik pengambilan gambar, penulisan caption yang menggugah, hingga pemahaman tentang perilaku audiens dan algoritma media sosial, semua menjadi bekal berharga untuk mempromosikan potensi lokal secara lebih efektif.
Program iGV Winter Peak 2025 juga mengajak peserta menjelajah ke berbagai situs dan aktivitas lainnya, seperti kunjungan ke Candi Kedulan, tur edukatif di kawasan Kaliurang dan Merapi, serta sesi Heritage Unveiling di mana para peserta belajar memainkan alat musik tradisional gamelan. Setiap kegiatan membawa pengalaman baru yang tidak hanya memperluas wawasan, tetapi juga mempererat ikatan di antara peserta.
Salah satu momen paling membekas bagi Wira adalah malam pergantian tahun yang dirayakan dalam suasana hangat melalui New Year & BBQ Party bersama peserta dari berbagai negara. Ia menyebut malam itu sebagai titik di mana batas-batas negara seolah menghilang.
Di tengah tawa, makanan panggang, dan obrolan lintas budaya, mereka merayakan kebersamaan yang tulus. Bagi Wira, itu bukan sekadar pesta malam tahun baru, tetapi perayaan persahabatan global yang otentik.
Pengalaman ini juga membentuk keyakinan baru dalam dirinya bahwa budaya Indonesia tidak kalah menarik dibanding budaya negara lain. Ia melihat bagaimana teman-teman dari berbagai negara membawakan budaya mereka dengan percaya diri, dan dari situ muncul tekad untuk membawa budaya lokal ke panggung internasional.
Ia percaya bahwa cerita-cerita lokal Indonesia juga memiliki kekuatan untuk dikenalkan secara luas, asal dikemas dan dipromosikan dengan cara yang tepat, jujur, dan menarik.
iGV Winter Peak 2025 bukan hanya ajang pertukaran pelajar atau program sukarela biasa. Lebih dari itu, program ini adalah ruang tumbuh bagi pemuda untuk melihat dunia dengan perspektif baru dan menggali kembali nilai-nilai lokal dengan lensa global. Setiap momen yang terjadi selama program menjadi pengingat bahwa para pemuda punya peran nyata dalam mengangkat keindahan budaya kepada dunia.
Dari pengalaman ini, AIESEC in Untan pulang membawa satu pesan penting: bahwa cerita-cerita dari tanah sendiri sangat layak untuk dikenal dunia. Dan tugas kita hari ini adalah memberanikan diri untuk menceritakannya.
Penulis: Sesya Elsabina Ulva, Staff of Public & Media Relations, External Relations