Rusia Menyumbang Magnet Termonuklir Terkuat Sepanjang Sejarah

Editor: Redaksi author photo

Berbincang Bersama Padma Hotels: Visi Di Balik Penutupan Sementara Padma Hotel Bandung

KALBARNEWS.CO.ID (RUSIA)
-  Rusia telah memberikan kontribusi penting bagi terciptanya sistem magnetik berdenyut terkuat dalam sejarah, yang tengah dikembangkan untuk Reaktor Eksperimental Termonuklir Internasional (ITER). 


Galangan Kapal Sredne-Nevsky di St. Petersburg telah memproduksi salah satu komponen terbesar untuk reaktor tersebut, sebuah magnet berbentuk cincin medan poloidal dengan diameter 9 meter. 


Perusahaan-perusahaan Rusia juga telah memasok sekitar 120 ton superkonduktor berbahan dasar paduan niobium-titanium, yang mewakili 40% dari total volume yang dibutuhkan untuk proyek tersebut. Sebanyak 20% superkonduktor berbahan dasar paduan niobium-timah lainnya telah diproduksi di Rusia juga. 


Rusia juga bertanggung jawab atas busbar khusus yang akan memasok arus dengan daya dan tegangan yang dibutuhkan ke magnet, serta colokan port atas, elemen struktural kompleks yang dibangun di dalam ruang vakum reaktor.


Semua ini kini menjadi bagian dari ITER, sistem magnet superkonduktor berdenyut terkuat di dunia. Berat totalnya hampir 3.000 ton; setelah dirakit, solenoid pusatnya, kumparan utama dalam sistem, akan menjadi magnet terkuat di kompleks tersebut, yang menciptakan medan sebesar 13 Tesla, yang kira-kira 280.000 kali lebih kuat daripada medan magnet Bumi.


Sistem ini bekerja sebagai berikut. Sejumlah kecil bahan bakar yang mengandung campuran dua isotop hidrogen, deuterium dan tritium, dimasukkan ke dalam ruang reaktor. Di bawah pengaruh pulsa dari sistem magnetik, arus listrik yang kuat diinduksi dalam bahan bakar, setelah itu gas berubah menjadi plasma, menjadi awan partikel bermuatan. 


Pada saat yang sama, magnet menciptakan medan magnet yang kuat yang menahan plasma di tengah ruang, mencegahnya menyentuh dinding. 


Sistem pemanas eksternal kemudian memanaskan plasma hingga suhu sekitar 150 juta derajat Celsius, yang sekitar sepuluh kali lebih panas daripada inti matahari. Kondisi ini memicu reaksi termonuklir: inti atom ringan bergabung menjadi yang lebih berat, melepaskan sejumlah besar energi.


Proyek ini menandai salah satu langkah paling ambisius menuju terciptanya sumber energi masa depan yang aman, bersih, dan hampir tidak ada habisnya. (Tim Liputan)

Editor : Aan

Share:
Komentar

Berita Terkini