Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Barat, Zulfydar Zaidar Mochtar
KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) - Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Pontianak menjadi fokus pemerintah Kota Pontianak untuk melakukan penetapan agar dapat menyelaraskan antara kebutuhan masyarakat, kota dan lingkungan demi terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan.
Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Barat, Zulfydar Zaidar Mochtar mendorong semangat masyarakat untuk bersama-sama membangun kota. Ia menilai, tata ruang dan pembangunan berkelanjutan perlu adanya keterlibatan semua lapisan masyarakat.
"Kami harap semua berpartisipasi dan sepakat untuk bersama-sama membangun kota, karena Pontianak ini kota perdagangan dan jasa. Maka diperlukan partisipasi bagaimana caranya, saya yakin pasti bisa," katanya.
Dia menyambut baik, seminar tata ruang pontianak tempo dulu, sekarang dan masa depan yang dilaksanakan oleh Dinas PUPR Kota Pontianak, Selasa (19/11/2024) melibatkan berbagai pihak.
Pada seminar itu, Zulfydar berharap hasil rekomendasi dari masyarakat terkait tata ruang dan penanganan masalah kota seperti genangan banjir ini harus diuji terlebih dahulu agar benar-benar optimal dalam mengatasi permasalah kota.
Menurut Legislator Provinsi dapil Pontianak ini, jika dilihat dari sisi masyarakat menginginkan infrastruktur jalan yang bagus, terlebih pesatnya jumlah kendaraan di Pontianak sehingga membutuhkan jalan yang lebar panjang dan jalan mantap.
"Kebutuhan jalan akibat banyaknya kendaraan dengan jumlah penduduk sekitar 700 ribu. Maka diperkirakan jumlah kendaraan yang ada di kota Pontianak bisa mencapai lebih dari 1 juta ditambah lagi kendaraan dari luar dan. Maka angka itu akan lebih," katanya.
Akan tetapi kata Zulfydar, penataan kota harus juga melihat dari sisi kondisi lingkungan agar tidak menimbulkan masalah baru bagi masyarakat. Seperti misalnya dalam pembangunan infrastruktur jalan juga harus memperhatikan drainase yang bagus untuk memperlancar aliran air agar tidak terjadi genangan. Maka dengan itu, Zulfydar menyarankan antara penataan dan penyelesaian permasalahan kota harus saling beriringan.
"Hampir semua titik kota Pontianak mengalami hal yang sama, tetapi ada spot-spot yang saya pikir menjadi evaluasi dalam mengantisipasi terjadinya genangan banjir semakin parah, misalnya memaksimalkan kembali pintu-pintu air, membersihkan sampah di selokan atau parit dan normalisasi yang saya rasa sangat penting dilakukan," ungkapnya.
"Karena ada daerah tertentu yang jalannya membesar, tetapi selokannya mengecil dan terjadi kedangkalan. Sehingga ketika air hujan ditambah dengan air pasang meluap dan terjadilah genangan," timpal Zulfydar. (Tim Liputan)
Editor : Aan