KALBARNEWS.CO.ID (KAPUAS HULU) - Ormas Saber, yang dipimpin oleh Agus Tinus, Ketua Umum Satria Borneo Raya, menyampaikan klarifikasi atas kericuhan yang terjadi dengan masyarakat Bika. (17/12/2025)
Kasus Pengeroyokan Ormas Saber Laporkan Tujuh Warga Bika ke Polisi
Agus Tinus menegaskan bahwa Ormas Saber memiliki mandat dari masyarakat Bika untuk membantu menyelesaikan permasalahan dengan PT BIA.
"Kami, Ormas Saber, mendapatkan mandat dari masyarakat Bika untuk membantu menyelesaikan permasalahan ini supaya ada titik terang. Kami sudah koordinasi dengan Pemda, TP3K, Polres, Dandim, Camat, dan Kepala Desa sebelum melakukan ini," ujar Agus Tinus.
Agus Tinus menjelaskan bahwa Ormas Saber mengadakan pertemuan untuk mencari solusi dan menyatukan persepsi terkait permasalahan yang terjadi di PT BIA. Namun, pertemuan tersebut diganggu oleh kelompok masyarakat Bika yang membawa senjata tajam, sehingga terjadi kericuhan.
"Kami sangat kecewa karena penyerangan itu. Ada anggota kami, Saudara Apung, yang mengalami pemukulan dan dikroyok. Kami sudah melaporkan kejadian ini ke Polres dan meminta proses hukum yang adil," tambah Agus Tinus.
Ormas Saber berharap agar pihak kepolisian segera melakukan pendekatan hukum sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Kami berharap agar pihak kepolisian segera melakukan pendekatan hukum sesuai dengan aturan yang berlaku. Tidak ada yang kebal hukum, tidak ada yang mengancam-gancam," tegas Agus Tinus.
Ormas Saber juga menegaskan bahwa mereka tidak mewakili perusahaan atau pemerintah, tetapi berdiri tegak sebagai masyarakat.
"Saber tidak mewakili perusahaan, tidak mewakili pemerintah. Tapi Saber berdiri tegak, karena Saber ini juga masyarakat," ujar Agus Tinus.
Ada tujuh orang yang terlibat dalam penyerangan tersebut ke Polres, yaitu Hendy, Kader, Asok, Ucil, Emmanuel Indra, Geri, dan Sendang. Ormas Saber berharap agar proses hukum dapat berjalan dengan adil dan transparan.
Sementara perwakilan Masyarakat bika Antonius menyampaikan klarifikasi atas terjadinya ricuh antara masyarakat Bika dan ormas Saber. Antonius menegaskan bahwa masyarakat Bika sangat kecewa kepada Pak Camat karena telah menerima tamu ormas Saber pada saat hari libur.
"Kami sangat kecewa kepada Pak Camat karena telah menerima tamu ormas Saber pada saat hari libur. Pak Camat tidak boleh menerima tamu pada saat hari libur, seharusnya menerima tamu pada saat hari kerja," ujar Antonius.
Antonius menjelaskan bahwa masyarakat Bika tidak pernah menggunakan ormas karena ingin aksi secara damai dan terkordinir dengan baik.
Ia juga menegaskan bahwa pengeroyokan terhadap ormas Saber, Apung, terjadi karena Apung memukul seorang ibu yang ingin mengambil tas karena di dalam tas Apung terdapat buku nama-nama warga yang tercantumkan dengan cara yang tidak benar.
"Apung bicara kepada warga untuk kegunaan kelompok tani, tapi nyatanya untuk kepentingan mandat untuk ormas Saber. Apung sudah memanfaatkan tanda tangan dengan di buktikan saksi-saksi untuk kepentingan ormas," tambah Antonius.
Antonius juga menuding bahwa Mario telah memalsukan tanda tangan dengan bukti yang kuat. Ia meminta agar tuntutan ke Polres segera dicabut, jika tidak, masyarakat Bika akan mengancam lapor balik dengan laporan pencemaran nama baik dan pemalsuan tanda tangan.
"Kami masyarakat Bika tidak takut ancaman laporan ke Polres, tapi kami ingin agar saudara Apung dan Mario menjadi masyarakat Bika seutuhnya," tegas Antonius.(Dulhadi)