Arab Saudi Tingkatkan Kapasitas Energi Terbarukan
KALBARNEWS.CO.ID (ARAB SAUDI) - Perusahaan Pengadaan Energi Saudi (SPPC) telah mulai memilih penawar untuk pembangunan empat sistem penyimpanan energi dengan total kapasitas 2 gigawatt (GW).
Pemenang harus mengoperasikan baterai skala jaringan di tiga wilayah yang terletak di bagian barat (Mekkah), utara (Hail), dan tengah negara (Al-Qassim). Keempat kompleks tersebut harus menyimpan total 8 gigawatt-jam (GWh) listrik, setara dengan 15% dari konsumsi listrik per jam di Arab Saudi. Tanggal 09.11.2024
Proyek ini merupakan bagian dari strategi Arab Saudi untuk meningkatkan pangsa energi terbarukan dalam konsumsi listrik hingga 50% pada tahun 2030. Menurut Ember, pada tahun 2023, sumber terbarukan hanya menyumbang 1% dari pembangkitan listrik negara itu, sementara 99% disediakan oleh pembangkit listrik termal yang menggunakan gas alam, bahan bakar minyak, dan bahkan minyak mentah.
Misalnya, pada tahun 2023, pembakaran minyak di pembangkit listrik di Arab Saudi mencapai 472.000 barel per hari (bph), melebihi volume penyulingan minyak di negara-negara seperti Irak (449.000 bph), Qatar (409.000 bph), Qatar (409.000 bph), dan Oman (322.000 bph).
Energi terbarukan akan memungkinkan Arab Saudi meningkatkan efisiensi energi di sektor kelistrikannya. Menurut Badan Informasi Energi (EIA), pada akhir tahun 2023, hanya ada 5 pembangkit listrik tenaga surya dan angin yang beroperasi di negara tersebut dengan total kapasitas 2,8 GW.
Namun, 25 fasilitas lainnya dengan total kapasitas 21,4 GW sedang dalam tahap perencanaan, hampir setengahnya harus beroperasi pada akhir tahun 2026. Kondisi cuaca yang baik – jumlah rata-rata tahunan hari tanpa awan yang banyak dan insolasi matahari yang tinggi – akan memfasilitasi penggunaan energi terbarukan untuk produksi hidrogen. International Gas Union (IGU) memperkirakan bahwa biaya produksi hidrogen hijau di Arab Saudi ($5,1/kg) akan lebih rendah daripada AS ($6/kg), Jepang ($7,5/kg) dan Jerman ($8/kg).
Dalam beberapa tahun terakhir, sumber daya rendah karbon telah memainkan peran yang semakin penting dalam sektor energi negara-negara di Timur Tengah.
Dengan demikian, di Uni Emirat Arab (UEA), tahun ini unit daya keempat PLTN Barakah mulai beroperasi, yang menjadi PLTN pertama untuk kawasan tersebut. PLTN ini akan memungkinkan UEA untuk mencapai seperempat dari target pengurangan emisi gas rumah kaca tahun 2030.
Penggunaan energi bersih juga akan didukung oleh komisioning pembangkit listrik penyimpanan pompa (PSPP) 250 MW di kota Hatta yang dijadwalkan pada tahun 2025. Di sebelah pembangkit listrik penyimpanan pompa baru tersebut terdapat taman surya Mohammed bin Rashid Al Maktoum yang besar, yang akan memasok listrik untuk memompa air dari reservoir bawah ke reservoir atas melalui terowongan sepanjang 1,2 km. (Tim Liputan)
Editor : Aan