Hubungan Bilateral: Tiongkok, Hungaria Rumuskan Rencana Kerja Sama dan Pembangunan Baru
KALBARNEWS.CO. ID (BEIJING) -- Tiongkok
dan Hungaria, Kamis lalu, memutuskan untuk meningkatkan hubungan bilateral
menjadi "kemitraan strategis dan komprehensif dalam seluruh aspek pada era
baru". (13 Mei 2024 ).
Keputusan
ini diumumkan dalam sebuah pertemuan antara Presiden Tiongkok Xi Jinping yang
tengah berkunjung dan Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban.
Mengusung
hubungan bilateral ke jenjang baru, kedua pemimpin ini menegaskan bahwa
keputusan tersebut menjadi jalur baru dalam perkembangan hubungan
Tiongkok-Hungaria mendatang. Lebih lagi, keputusan ini akan membawa angin segar
dalam kerja sama bilateral dan menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi
rakyat di kedua negara tersebut.
Mencatat
bahwa tahun ini menjadi momen 75 tahun terjalinnya hubungan diplomatik antara
Tiongkok dan Hungaria, Xi mendorong kedua negara agar terus menjadi sahabat
erat yang memiliki sikap saling percaya, serta mitra yang baik dalam kerja sama
yang saling menguntungkan.
"Kemitraan
strategis dan komprehensif dalam seluruh aspek pada era baru"
Menjelang
kunjungannya ke Hungaria, Xi menerbitkan artikel yang ditulisnya sendiri di
surat kabar Hungaria Magyar Nemzet. Lewat artikel ini, Xi
menuliskan, hubungan bilateral kedua negara tengah berada dalam tahap terbaik
sepanjang sejarah, bahkan memasuki masa keemasan.
Volume
perdagangan bilateral pada 2023 mencapai $14,52 miliar, naik sebesar
73% dari angka pada 2013, seperti tercantum dalam "Laporan Investasi dan
Kerja sama Tiongkok-Hungaria". Di sisi lain, investasi asing langsung asal
Tiongkok di Hongaria mencapai EUR 7,6 miliar pada 2023, berkontribusi
58% terhadap nilai total arus investasi asing langsung di Hungaria.
Hungaria
menjadi negara Eropa pertama yang meneken kontrak kerja sama "Belt and
Road" dengan Tiongkok. Dalam beberapa tahun terakhir, "Belt and Road
Initiative" semakin bersinergi dengan strategi "Eastern Opening"
Hungaria, serta meningkatkan kerja sama bilateral di bidang perdagangan,
investasi, keuangan, dan bidang-bidang lain.
Desember
lalu, produsen mobil listrik asal Tiongkok BYD mengumumkan Hungaria sebagai
lokasi pembangunan pabrik pertamanya di Eropa yang akan memproduksi mobil
penumpang energi baru. Menurut Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Hungaria
Peter Szijjarto, proyek ini menjadi "salah satu investasi terpenting dalam
sejarah perekonomian Hungaria."
Modernisasi
Tiongkok segera menghadirkan semakin banyak peluang bagi Hungaria dan
negara-negara lain di dunia, seperti disampaikan Xi kepada Orban. Xi juga
menambahkan, Hungaria dapat mendampingi modernisasi yang dijalankan Tiongkok.
Ketika
bertemu dengan Presiden Tiongkok Tamas Sulyok, Kamis lalu, Xi berkata bahwa
Tiongkok ingin bekerja sama dengan Hungaria guna mempererat sinergi antara
modernisasi Tiongkok dan strategi "Eastern Opening" Hungaria.
Tiongkok juga ingin terus menempuh arah kerja sama "Belt and Road"
yang tepat, begitu pula dengan kerja sama antara Tiongkok dan negara-negara
Eropa Tengah dan Timur. Menurut Xi, Tiongkok ingin memperluas dan memperkokoh
kerja sama bilateral tersebut.
Mempererat
hubungan persahabatan Tiongkok-Hungaria
Konektivitas
antarwarga menjadi sumber kekuatan tanpa batas dalam hubungan
Tiongkok-Hungaria, seperti dituliskan Xi dalam artikel tersebut. Xi juga
menilai, semakin banyak aktivitas pertukaran yang terjalin antarwarga, semakin
kuat pula landasan hubungan persahabatan kedua negara.
Menjelang
perayaan Imlek 2023, dua siswa sekolah dwibahasa Hungaria-Tiongkok
di Budapest menuliskan sebuah surat kepada Xi dan sang istri,
Profesor Peng Liyuan. Lewat surat ini, kedua siswa mengucapkan selamat Imlek
dan menyatakan niatnya untuk berkuliah di universitas Tiongkok.
Dalam
surat balasannya, Xi mendorong generasi muda Hungaria agar semakin giat belajar
tentang Tiongkok dan menjadi duta persahabatan Tiongkok-Hungaria.
Kursus
bahasa Hungaria kini termasuk dalam kurikulum pendidikan di banyak universitas
Tiongkok. Di sisi lain, Confucius Institutes dan Confucius Classrooms, wadah
berbagai siswa untuk belajar bahasa Mandarin, pun semakin populer dan banyak
diikuti para siswa di Hungaria.
Aktivitas
pertukaran dan saling berkunjung pada level subnasional turut berkembang. Rute
penerbangan langsung antara kedua negara juga bertambah hingga dua digit per
minggu, sedangkan kebijakan yang memfasilitasi perjalanan pulang-pergi
Tiongkok-Hungaria telah tersedia dan mendatangkan hasil positif.
Xi
mendorong kedua negara agar terus mendukung aktivitas belajar bahasa Mandarin
dan Hungaria, serta meningkatkan komunikasi dan interaksi antarwarga dan
lembaga di kedua negara tersebut.
Menekankan
bahwa pembangunan Tiongkok mendatangkan peluang alih-alih risiko bagi Eropa,
kepada Xi, Orban berkata bahwa Hungaria tidak sepakat dengan retorika "overcapacity" atau "de-risking".
"Hungaria
memiliki tekad yang besar untuk memperluas kerja sama dengan Tiongkok, dan tekad
ini tidak akan tergoyahkan oleh kekuatan apa pun," jelasnya. (Tim Liputan)
Editor : Aan