Listrik Dari Serutan Kayu: Solusi Pembuangan Limbah Kayu
KALBARNEWS.CO.ID - Para ilmuwan dari
Universitas Federal Ural mengembangkan gasifier untuk mengubah limbah kayu
menjadi gas sintetis – campuran karbon oksida dan hidrogen. Bahan baku ini
dapat digunakan untuk pasokan otonom ke pabrik penggergajian kayu dan pabrik
pengerjaan kayu dengan bantuan unit turbin gas. (16 Februari 2024).
Limbah kayu (serutan) merupakan produk samping pengolahan kayu yang jumlahnya mencapai 10% – 15% dari bahan baku input. Bahan ini sangat sulit untuk dibuang. Di satu sisi karena ukurannya yang kecil tidak dapat digunakan dalam industri pulp dan kertas, dan di sisi lain, papan kayu yang terbuat dari bahan tersebut memiliki kemungkinan yang sangat rendah.
Serutan menempati sebagian besar ruang industri
dan sangat mudah terbakar, sehingga menimbulkan masalah tambahan bagi pabrik
penggergajian dan pengerjaan kayu. Pabrik-pabrik mencoba mengatasi masalah ini
dengan membuang serutannya ke tempat pembuangan dan kemudian membakarnya lebih
lanjut, sehingga menimbulkan risiko bagi lingkungan.
Para ilmuwan dari Universitas Federal Ural mengusulkan solusi yang aman bagi lingkungan dengan menciptakan pabrik untuk memproduksi gas sintetis dari limbah kayu. Kapasitas produksi pabrik ini menghasilkan 3 ton sampah per hari, yaitu 600 meter kubik per bulan, yang setara dengan sepuluh gerbong barang.
Tingkat efisiensi
gasifier (di mana limbah kayu dipanaskan hingga 1.000 derajat Celcius dalam
kondisi kekurangan oksigen) adalah 60%. Setiap kilogram serutan dapat
menghasilkan 1,8 meter kubik gas sintetis, yang dapat digunakan sebagai bahan baku
unit turbin gas.
“Penelitian menunjukkan bahwa
unit kami memungkinkan menerima 5.000–5.500 meter kubik gas sintetis per hari,
yang setara dengan 1,2 MW energi panas berupa gas sintetis. Jumlah ini cukup
untuk memenuhi kebutuhan listrik di pabrik penggergajian kayu skala menengah” , Universitas Federal
Ural mengutip Alexander Nikitin, salah satu penulis studi tersebut.
Pada saat yang
sama, gas sintetis dapat digunakan untuk menerima hidrogen dan bahan bakar cair
tergantung pada kebutuhan pengguna akhir. (Tim Liputan)
Editor : Aan