UEA Dan Mesir Akan Memproduksi Hidrogen

Editor: Redaksi author photo

UEA Dan Mesir Akan Memproduksi Hidrogen

KALBARNEWS.CO.ID (MESIR)
- Perusahaan Emirat Masdar yang dimiliki oleh dana investasi negara Mubadala dan Hassan Allam Holding Mesir yang berspesialisasi dalam pengembangan energi terbarukan telah menandatangani dua memorandum dengan beberapa perusahaan dan organisasi di Mesir mengenai pembangunan pabrik elektrolisis dengan total kapasitas 4 GW untuk produksi 480,000 ton hidrogen 'hijau' per tahun.


Proyek yang ditujukan untuk ekspor ke Eropa ini seharusnya dilaksanakan pada tahun 2030 di pantai Mediterania dan di Zona Ekonomi Terusan Suez, dengan partisipasi Perusahaan Transmisi Listrik Mesir, Otoritas Energi Terbarukan setempat, dan Dana Kedaulatan Mesir.




Kekuatan proyek ini adalah kedekatan geografisnya dengan pasar Eropa yang akan tetap menjadi salah satu pendorong permintaan hidrogen global di tahun-tahun mendatang. Menurut perkiraan S&P Global Platts, konsumsi hidrogen di UE adalah sekitar 10 juta ton per tahun, dimana lebih dari 90% berasal dari penyulingan minyak serta produksi amonia dan metanol. 




Pada tahun 2030, permintaan hidrogen mungkin akan meningkat sebesar 11 juta ton lagi. Pada saat yang sama, Swiss, yang bukan anggota UE, secara aktif mengembangkan kendaraan berbahan bakar hidrogen. 




Perusahaan Hyundai Korea memasok sepuluh truk sel bahan bakar pertama dengan kapasitas angkut 12.000 ton pada tahun 2020, dan akan meningkatkan jumlahnya menjadi 1.600 unit pada tahun 2030. Pada gilirannya, regulator Swiss membatalkan pajak transportasi untuk sel bahan bakar. kendaraan dengan daya angkut melebihi 3.000 ton.



Keuntungan proyek lainnya adalah ketersediaan sumber energi terbarukan (RES) yang relatif tinggi di Mesir. Porsi pembangkit listrik tenaga air (HPP) dalam bauran pembangkitan di negara ini pada tahun 2020 adalah 7 persen, dan seluruh sumber terbarukan lainnya – 5 persen, menurut BP World Energy Outlook. 




Total kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga energi terbarukan meningkat dari 3,5 GW menjadi 6,2 GW antara tahun 2012 dan 2021, menurut perkiraan Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA). Pada saat yang sama, pemerintah Mesir berencana meningkatkan kapasitas menjadi 10 GW pada tahun 2024 (tidak termasuk proyek gabungan Masdar dan Hassan Allam Holding).




Mesir bukan satu-satunya negara Afrika yang berencana menjadi produsen hidrogen besar. Misalnya, Namibia akan melaksanakan proyek berkapasitas 300.000 ton pada akhir tahun 2020-an, di mana kapasitas elektrolisis sebesar 3 GW akan dioperasikan. Lokasinya adalah Taman Nasional Tsau Khaeb yang terletak di pantai Samudera Atlantik. Hidrogen akan diubah menjadi amonia di sana, dan kemudian diekspor ke pasar luar negeri.(Tim Liputan)

Editor  Aan

 

Share:
Komentar

Berita Terkini