Mozambik Penuhi Energi Dengan Pembangkit Listrik Tenaga Air Sebesar 1,5 GW
KALBARNEWS.CO.ID (MOZAMBIK) - Pemerintah Mozambik telah memilih
konsorsium EDF dan TotalEnergies dari Perancis dan Sumitomo Corp. dari Jepang
sebagai mitra teknologi untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga air (HPP)
aliran sungai Mphanda Nkuwa berkapasitas 1,5 gigawatt (GW).
Proyek ini akan dilaksanakan dalam jarak 60 km dari kota Tete di cekungan Zambezi, sungai terpanjang keempat di Afrika. Perusahaan lokal Electricidade de Moçambique (EDM) dan Hidroeléctrica de Cahora Bassa (HCB) juga akan mengambil bagian dalam proyek ini.
Kapasitas pembangkit listrik yang saat ini beroperasi di Mozambik berjumlah 2,63 GW, dimana 2,19 GW berasal dari HPP dan 370 megawatt (MW) dari TPP berbahan bakar gas, dan sisanya 70 MW diwakili oleh pembangkit listrik tenaga angin dan unit biomassa. Pada saat yang sama, Mozambik masih menjadi salah satu negara yang kekurangan energi di Afrika.
Menurut Bank Dunia, hanya 32% penduduk negara ini yang memiliki akses
listrik pada akhir tahun 2021, sedangkan di daerah pedesaan angka ini hanya 4%.
Proyek baru ini akan meningkatkan kapasitas pembangkit listrik lokal lebih dari
50% sekaligus menyediakan akses listrik bagi 3 juta dari hampir 6,9 juta rumah
tangga di negara ini.
Pembangunan HPP adalah salah satu cara paling umum untuk mengurangi kekurangan energi di negara-negara sub-Sahara. Menurut Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA), kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga air di Afrika pada periode 2013 hingga 2022 tumbuh sebesar 10,2 GW, termasuk 6,5 GW di Angola, Ethiopia, dan Zambia.
Proyek
regional terbesar adalah peluncuran HPP Bawah Ngarai Kafue berkapasitas 750 MW,
yang selesai dibangun di Zambia pada tahun 2023. Lima unit pembangkit listrik
tenaga air ini akan menghasilkan 3 terawatt-jam (TWh) listrik setiap tahunnya,
menyediakan 15% pasokan listrik di negara tersebut. kebutuhan.
Pada periode 2015 hingga 2022, investasi dalam pengembangan industri ketenagalistrikan di Afrika mencapai $156 miliar, yang mana $88 miliar di antaranya dihabiskan untuk energi terbarukan, $67 miliar untuk TPP berbahan bakar gas dan batu bara, dan $1 miliar lainnya untuk reaktor nuklir.
Yang terakhir ini mencakup tiga unit
pembangkit listrik PLTN El Dabaa yang berbasis di Mesir: pembangunan unit
pembangkit listrik pertamanya dimulai pada Juli 2022, sedangkan reaktor kedua dan
ketiga mulai dibangun masing-masing pada November 2022 dan Mei 2023.(Tim
Liputan)
Editor : Aan