BKKBN Kalbar Bersama Kepala OPD KB Lakukan Studi Tiru Cara Turunkan Stunting

Editor: Redaksi author photo

BKKBN Kalbar Bersama Kepala OPD KB Lakukan Studi Tiru Cara Turunkan Stunting

KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK)
-  Pemerintah Kota Surabaya mampu menurunkan angka stunting di 4,8 persen, jauh melewati target nasional di angka 14 persen. Saat ini masih menyisakan 341 anak terpapar stunting yang ditarget Desember ini bisa menuju zero stunting. Bagaimana cara Pemkot Surabaya bisa menurunkan angka stunting sejauh itu ?


Ruang rapat Aula Wali Kota Surabaya dengan desain klasik peninggalan zaman Belanda, menjadi tempat kegiatan studi tiru bencmarking terkait pengelolaan Program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana BKKBN Kalbar bersama perwakilan Kepala OPD KB 14 Kabupaten Kota di Kalbar, Jumat (15/12/2023) pagi.


Di hari kedua kegiatan tersebut, rombongan studi tiru ini melakukan koordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Surabaya. 


Tujuan studi tiru ke Kota Seribu Taman bukan tanpa dasar. Penanganan kasus stunting yang moncer, menjadikan teman-teman BKKBN dan perwakilan Kepala OPD KB 14 Kabupaten Kota se Kalbar ingin mengadopsi formula tersebut dan diterapkan ke daerah masing-masing.


Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Surabaya Ida Widayati menerangkan bagaimana Pemkot Surabaya mampu menurunkan angka stunting di 4,8 persen melewati target nasional di 2024 pada angka 14 persen. Bahkan kata dia, di Desember ini diupayakan Kota Surabaya bisa zero stunting. 


Angka zero stunting lanjutnya bukan tak mungkin bisa direalisasikan sebab saat ini stunting di Surabaya menyisakan 341 anak.


Dihadapan Kepala BKKBN Kalbar dan 14 perwakilan Kepala OPD KB, ia mengungkap formula keberhasilan Surabaya menurunkan angka stunting di 4,8 persen itu. Dalam upaya menurunkan stunting Pemerintah mulai dari tingkat atas sampai ke jejaring kecamatan dan kelurahan bahu membahu kerja bersama.


Tak hanya itu, keterlibatan peran pihak swasta yang turut serta melihat stunting sebagai masalah bersama menjadikan Surabaya berhasil menurunkan stunting di bawah lima persen.


Dalam upayanya menurunkan stunting, pihaknya juga memiliki kader Surabaya Hebat di bawah binaan Dinkes dengan jumlah 28 ribu orang. Kemudian jumlah TPK sebanyak enam ribu orang serta didukung TP PKK Surabaya yang aktif bergerak bersama mendukung program Surabaya menuju zero stunting.


Ia melanjutkan tugas para kader Surabaya Hebat ini langsung dari rumah ke rumah. Merekapun melakukan pendampingan pada keluarga stunting. Tidak hanya intervensi pemberian makanan bergizi saja, namun mereka juga mendata kasus stunting yang masuk ke dalam sebuah aplikasi bertajuk sayang warga.


"Jadi penanganannya sudah dari hulu ke hilir. Mulai dari catin sampai anak berusia lima tahun langsung masuk dalam aplikasi sayang warga," katanya.


Dengan aplikasi ini datapun masuk dan tak putus. Jadi dalam penanganannya ini tak hanya diberi makan bergizi saja, namun pola asuh sampai kondisi rumah layak atau tidaknya dilakukan intervensi oleh Pemkot Surabaya.


Untuk menurunkan stunting ini Wali Kota Surabaya juga memandang sebagai suatu yang serius dan harus diatasi. Beliaupun meminta komitmen teman-teman untuk bekerja serius. Bajkan ketika Kepala OPD tak mampu menurunkan angka stunting harus siap mundur. "Ini memacu kami melaksanakan tugas mencapai visi misi Wali Kota Surabaya," katanya.


Camat Lenteng Kota Surabaya Muhamad Aris Zulmi mengatakan pihaknya mengajak pihak swasta untuk menggelontorkan CSR nya buat penanganan stunting. Seperti program renang di hotel gratis dengan pemberian makanan bergizi tinggi kesemuanya dilakukan pihak hotel. Sedangkan untuk tenaga pengajar renang pihaknya dibantu teman-teman dari Kepolisian dan TNI. 


Dalam pendekatan pihak swasta agar mau membantu mengucurkan CSR nya, dirasa dia tidak begitu susah meyakinkan perusahaan di Surabaya ini. "Kami juga sesuai motivasi Pak Wali Kota. Bahwa setiap perusahaan memiliki kewajiban untuk mengucurkan CSR buat lingkungan terdekatnya. Kami ceritakan bahwa di sekitar perusahaan ini masih ditemukan kasus stunting. Merekapun menyambut baik dengan memberikan CSR nya untuk penanganan stunting," katanya.(Tim Liputan)

Editor : Aan

Share:
Komentar

Berita Terkini