BI Lakukan Pertemuan Tahunan Ini Yang Di Bahas

Editor: Redaksi author photo

Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2023 mengangkat tema “Sinergi Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Ekonomi Nasional

KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK)
- Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2023 mengangkat tema “Sinergi Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Ekonomi Nasional” digelar di Aula Kantor Bank Indonesia Kalimantan Barat pada Rabu malam, 29 November 2023.


Dalam sambutanya Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa kondisi dunia sedang tidak baik-baik saja.


Banyak fenomena isu domestik negara yang berdampak ke global. Amerika Serikat inflasi dan suku bunga tinggi, RRT mengalami perlambatan ekonomi dan krisis properti, serta terjadi peningkatan tensi geopolitik yang semua dadakan.

 

“Kalau kita bandingkan pertumbuhan ekonomi kita di kisaran 5 persen, Malaysia tadi saya dapat data 3,3 persen, Amerika Serikat 2,9 persen, Korea Selatan 1,4 persen, EU 0,1 persen, ini lah yang patut kita syukuri di angka 5 persen,” kata Jokowi.

 

Dia turut mengingtkan kepada Pemda bahwa serapan anggaran belanja masih di angka 64 persen.Sementara di pemerintah pusat baru 76 persen, padahal waktu yang tersisa tinggal tiga pekan lagi.


Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2023 mengangkat tema “Sinergi Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Ekonomi Nasional” digelar di Aula Kantor Bank Indonesia Kalimantan Barat pada Rabu malam, 29 November 2023.

 

Satu di antara agenda acara mendengarkan arah kebijakan perekonomian yang disampaikan langsung Presiden RI Joko Widodo.

 

Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa kondisi dunia sedang tidak baik-baik saja.

 

Banyak fenomena isu domestik negara yang berdampak ke global. Amerika Serikat inflasi dan suku bunga tinggi, RRT mengalami perlambatan ekonomi dan krisis properti, serta terjadi peningkatan tensi geopolitik yang semua dadakan.

 

“Padahal semua negara itu maunya kalau ada perang diberi tahu dulu, jadi bisa siap-siap.

 

Sehingga saya selalu ingin menghadiri konferensi summit, pertemuan internasional karena ingin mendengar ini mau lari ke mana. Perangnya masih lama atau besok bisa berhenti.

 

Dampaknya ke ekonomi kita dampaknya ke pangan di negara kita, dampaknya apa ke energi terutama berkaitan dengan harga,” ungkap Jokowi yang disaksikan secara virtual oleh tamu yang hadir.


Dia menyebutkan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih terjaga di kisaran 5 persen, harusnya Indonesia patut berbangga.

 

“Kalau kita bandingkan pertumbuhan ekonomi kita di kisaran 5 persen, Malaysia tadi saya dapat data 3,3 persen, Amerika Serikat 2,9 persen, Korea Selatan 1,4 persen, EU 0,1 persen, ini lah yang patut kita syukuri di angka 5 persen,” kata Jokowi.

 

 

Dia turut mengingtkan kepada Pemda bahwa serapan anggaran belanja masih di angka 64 persen.Sementara di pemerintah pusat baru 76 persen, padahal waktu yang tersisa tinggal tiga pekan lagi.

 

"Kita butuh booster, butuh momentum menjaga pertumbuhan dan kalau bisa naik dan meningkat saya kira kita memiliki strategi besar baik hilirisasi industri dan ekonomi hijau." Terangnya.

 

Ini jadi penggerak ekonomi nasional yang membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan nilai tambah yang ada. Tentu saja menopang ekonomi yang berkelanjutan," kata Jokowi.


Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan jika di Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2023 bertemakan ‘Sinergi Memperkuat Ketahanan dan Ekonomi’.

 

Dunia masih terus bergejolak dan fragmentasi geopolitik berpengaruh ke geoekonomi dan ketidakpastian semakin tinggi.

 

Pertumbuhan akan menurun 2,8 persen sebelum meningkat di 3 persen. Penurunan inflasi lambat meski akan turun di 2024 masih diatas target karena harga global.


Membengkaknya hutang Amerika meski dolar AS masih kuat dan pelarian modal dalam jumlah modal ke negara maju di Amerika karena kuatnya dolar dari beberapa gejolak berdampak negatif di beberapa negara termasuk Indonesia.

 

Untuk kebangkitan ketahanan dan ekonomi nasional, yang paling dipertahankan oleh bangsa Indonesia.

 

“Dari gejolak global kuncinya hanya satu, sinergi. Perlu kerjasama dan koordinasi,” ungkap Perry.

 

Sinergi inovasi untuk hasil kerja terbaik karena gejolak global akan berkurang dan perlu berpengalaman dalam krisis dunia.

 

“Seberapa kuat kita berikhtiar maka berkah doa dan upaya maka ekonomi Indonesia 2024 akan bertumbuh hingga 5,5 persen dan meningkat 4,6 persen di 2025,” katanya optimis.(BP)

Editor : Aan

Share:
Komentar

Berita Terkini