Orientasi TPK, Penguatan Gizi Upaya Pencegahan Stunting

Editor: Redaksi author photo

 Orientasi TPK, Penguatan Gizi Upaya Pencegahan Stunting 
KALBARNEWS.CO.ID (SAMBAS)  - Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Sambas Fatma Aghitsni, mengatakan kegiatan Orientasi TPK yang mulai berlangsung sejak 5 April 2023, yang sebelumnya sudah ada perencanaan-perencanaan, tapi tetap dikoordinasikan dengan BKKBN Provinsi Kalimantan Barat. 

"Sejauh ini hal yang sangat perlu diperhatikan dalam orientasi adalah penguatan TPK, karena berdasarkan hasil evaluasi tahun lalu, TPK mengalami kesulitan kaitanya dengan informasi-informasi tentang stunting, dengan cara pengukuran dan lain-lainnya," ungkapnya saat ditemui pada kegiatan Orientasi Kader Tim Pendampingan Keluarga (TPK) Tahun 2023 di Kecamatan Selakau-Kabupaten Sambas Kalimantan Barat, Selasa 11 April 2023. 

Kemudian ke depannya,  kata Fatma Aghitsni, dengan hasil evaluasi selama 10 hari yang dilaksanakan di 19 kecamatan di Kabupaten Sambas ini dengan mengerahkan 416 tim maka darj hasil evaluasi ini akan dilakukan tindaklanjut feedback yang di dapat dari hasil orientasi pada kegiatan ini dan kegiatan sebelumnya, kemudian kegiatan yang akan datang. 

"Pada kegiatan ini  salah satunya ada di dapat informasi bahwa dari TPK itu belum mendapatkan penguatan pengelolaan makanan tambahan anak, itu yang sangat mungkin akan kita koordinasikan dengan dinas dan instansi terkait, Adalagi  bahwa penguatan-penguatan khusus selain dengan ini adalah penguatan tim, terkait penguatan mereka perlu juga mereka dapatkan informasi yang akan kita libatkan dinas dan instansi terkait lainnya," paparnya. 

Fatma Aghitsni,  melanjutkan kemudian konsolidasi untuk beberapa bulan yang akan datang secara lokal dan perzona akan menghadirkan ketua pengarah dan ketua pelaksana yang akan memberikan arahan terkait dengan kinerja para TPK di lapangan, sehingga apa yang menjadi harapan bahwa target 14 persen  di tahun 2024 secara bertahap dapat dilampaui. 

Fatma menyebutkan materi yang diberikan bagi TPK, yakni tugas peran TPK dari masing-masing ketiga unsur ini tersebut  terdiri dari Bidan, Kader TP PKK dan Kader KB untuk melaksanakan pendampingan. 

Kemudian ada lagi 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK) yang sangat penting diketahui para TPK bagaimana mereka mendampingi bagi keluarga-keluarga beresiko stunting untuk mememahami 1000 HPK itu sangat penting, yang bukan hanya keluarga stunting, akan tetapi mereka mengawal dari calon pengantin. 

"Jadi tiga bulan sebelum remaja itu menikah yakni pasangan usia subur yang tiga sebelumnya mereka harus mendaftarkan diri di aplikasi elsimil di disini juga ada penguatanya," ujar Fatma Aghitsni. 

Sementara itu Camat Kecamatan Selaku Alfianra, mengatakan untuk kasus stunting di wilayah Kecamatan Selakau sampai ini, belum mendapatkan bagian dari lokus. 

Namun demikian pihaknya tetap berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat melalui penguatan gizi. 

Banyak dilakukan karena kegiatan stunting ini terkait dengan gizi, oleh karena itu selaku Camat, kata Alfianra, pihaknya tetap melaksanakan peran serta Tim Penggerak PKK baik di kecamatan maupun di desa-desa. 

"Banyak hal yang kami lakukan, baik itu melakukan program pemanfaatan perkarangan rumah untuk kegiatan menanam sayur, pemanfaatan perkarangan rumah untuk kolam ikan dan lain sebagainya, harapan kami dari Camat bahwa dengan adanya kegiatan ini, sayur yang ditanam dapat meningkatkan gizi bagi orang tua dan juga anak-anaknya, sehingga stunting dapat dihindari," ujarnya. 

Disamping itu, Alfianra menambahkan pihaknya menekankan pentingnya juga pemanfaatan perkarangan rumah oleh ibu-ibu PKK untuk menekan angka inflasi khususnya di Kabupaten Sambas ini. (BP).

Editor : Aan

Share:
Komentar

Berita Terkini