KALBARNERWS.CO.ID (MADRID) -- Pariwisata internasional kian
membaik, diperkirakan sejumlah 474 juta wisatawan melakukan
perjalanan internasional antara bulan Januari dan Juli 2022, jika dibandingkan
pada tahun 2021 hanya terdapat 175 juta wisatawan. Kamis (9
Februari 2023).Akankah masyarakat Indonesia Jadi Pioneering Pathfinders atau Travel Tech-fluencer di Tahun 2033
Lalu bagaimana kita
akan bepergian di tahun 2033? Sebuah studi penelitian global – Traveler
Tribes 2033 – penelitian seri ketiga yang diluncurkan pada tahun 2007,
mengidentifikasi empat Traveler Tribes yang akan berkembang di
10 tahun ke depan. Hal ini dilakukan dengan mengamati kemampuan perubahan masa
depan yang bisa mengubah kebiasaan dalam bepergian, bersama dengan sifat,
perilaku, serta preferensi wisatawan yang muncul, untuk memahami dengan tepat
keinginan wisatawan dalam satu dekade dari sekarang.
Hal ini menunjukkan
bahwa banyak wisatawan akan bersikap lebih terbuka terhadap teknologi yang baru
dan sedang berkembang, serta kedepannya menginginkan bepergian dengan cara-cara
yang lebih berkelanjutan. Namun, adanya kekhawatiran dari beberapa wisatawan
terkait perkembangan teknologi dan meningkatnya kebutuhan terhadap keamanan
siber dan privasi data, industri ini harus bekerja sama untuk memastikan bahwa
seluruh wisatawan mendapatkan keuntungan dari kemajuan teknologi.
Bergerak melampaui
batasan segmentasi tradisional, pendekatan psikografis ini mengidentifikasi
empat Suku Wisatawan utama yang kemungkinan besar akan menjadi dominan pada
tahun 2033:
· Excited Experintialists (Penggemar
Pengalaman Baru) – Hanya 18% dari masyarakat Indonesia yang termasuk
dalam kelompok ini dan memiliki pendekatan 'coba dan lihat' terhadap kehidupan
dan perjalanan. Secara global, sebesar 44% orang yang tidak tinggal bersama
anak dan memiliki pekerjaan berpenghasilan menengah ke atas dengan seringkali
memiliki pekerjaan yang memberikan opsi bekerja secara fleksibel yang
memungkinkan mereka untuk menjelajahi dunia. Mereka memiliki pendekatan 'you
only live once' (YOLO). Mereka lebih cenderung bertindak berdasarkan
naluri daripada wisatawan lainnya, menjadikan mereka 'anti-perencana' tahun
2033 yang menyukai pengalaman akomodasi dengan tipe yang tidak terlalu sulit
ditebak dan lebih menarik. Mereka juga terbuka terhadap teknologi yang membantu
mereka 'mempercepat' aspek-aspek tertentu dalam perjalanan, dengan banyak dari
mereka mengharapkan penggunaan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence)
di bandara.
· Memory Makers (Pembuat Kenangan)
– Hanya 16% dari
masyarakat Indonesia yang termasuk dalam kelompok ini dengan
mengambil pendekatan lebih sederhana dalam melakukan perjalanan; yaitu
berorientasi dalam membuat kenangan dan mengunjungi berbagai tempat. Secara
global, sebanyak 44% orang yang berusia 42 tahun ke atas telah terbiasa dengan
kebiasaan bepergian mereka. Masa depan bisa menjadi prospek yang menakutkan
bagi mereka. Mereka mengutamakan orang terlebih dahulu dan tidak terlalu
mementingkan teknologi dan keberlanjutan, karena merasa telah yakin dengan
metode yang ada. Namun, terlepas dari keraguan mereka terhadap teknologi,
mereka sangat tertarik dengan virtual reality (VR) dan augmented
reality (AR) dengan mayoritas diperkirakan akan menggunakan tur VR sebelum
membeli tiket.
· Travel Tech-fluencers (Pemberi
Pengaruh Teknologi Perjalanan) – Sebanyak 31%
masyarakat Indonesia termasuk dalam kelompok ini yang mencakup
para wisatawan bisnis muda masa kini dengan pandangan hidup yang lebih maju.
Secara global, sebesar 48% dari kelompok ini berusia di bawah 32 tahun dan
perspektif mereka dilambangkan dengan seberapa banyak teknologi yang mereka
miliki. Namun, ada perselisihan dalam hal apa yang membuat mereka tertarik dan
khawatir tentang masa depan teknologi dan perjalanan. Meskipun banyak yang
ingin melakukan perjalanan yang berkelanjutan, tampaknya mereka lebih sadar
akan opsi keberlanjutan seputar metode perjalanan mereka dibandingkan tempat
mereka akan tinggal.
· Pioneering Pathfinders (Para
Pelopor Pencari Jalan) – Lebih dari sepertiga
masyarakat Indonesia (sebesar 35%) termasuk dalam Suku Wisatawan ini
dengan kumpulan individu dari kelompok ini menjalani kehidupan yang serba cepat
dan selalu mencari petualangan berikutnya. Secara global, kehidupan mereka
berjalan lancar dengan sebesar 82% orang berusia antara 23 dan 41 tahun. Mereka
suka membuat rencana tetapi tidak takut akan risiko dan terbuka terhadap
pengalaman baru. Dibandingkan dengan kelompok lainnya, kelompok ini lebih
bersedia untuk membiarkan keberlanjutan mempengaruhi keputusan mereka. Mereka
juga akan sangat nyaman menggunakan semua bentuk metode pembayaran alternatif
di tahun 2033, baik melalui mata uang kripto maupun dalam lingkungan virtual
reality.
Studi ini juga
mengungkap bahwa masyarakat Indonesia menantikan:
· Perencanaan perjalanan yang lebih
cepat menggunakan artificial intelligence (44%)
· Perjalanan yang lebih cepat menuju
destinasi kunjungan (42%)
· Kesempatan untuk berpergian dengan
cara yang lebih ramah lingkungan (42%)
Sementara itu, 3
teknologi teratas yang menarik minat wisatawan Indonesia untuk tahun
2033 adalah mampu membayar perjalanan dengan cryptocurrency,
dalam virtual reality atau melalui pengenalan wajah;
menggunakan data untuk membuat perjalanan yang relevan dan data biometrik untuk
memungkinkan Anda mengakses dengan cepat melalui pemeriksaan paspor.
Decius Valmorbida, President, Travel, Amadeus: "Sebagai sebuah industri, kami
ingin membangun pengalaman bepergian yang menginspirasi dan terinspirasi. Kami
hanya dapat melakukannya dengan memahami apa yang diinginkan wisatawan saat ini
dan di masa depan. Ketika kita melihat kedepan, jelas bahwa apa yang dibutuhkan
oleh para Penggemar Pengalaman Baru akan berbeda dari yang dibutuhkan para
Pembuat Kenangan. Seiring dengan kemajuan teknologi melalui AI,
biometrik, dan Metaverse, kami dapat memberikan perjalanan yang lebih
disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan berbagai jenis wisatawan – baik itu
keinginan akan kecepatan, kenyamanan, kepastian, atau kegembiraan.
Paco Pérez-Lozao Rüter, President, Hospitality, Amadeus: "Perjalanan adalah tentang
tempat yang kita tinggali, destinasi yang kita kunjungi, dan pengalaman yang
kita miliki. Penting bagi sebagian besar dari kita bahwa ketika kita bepergian,
kita memberikan dampak positif terhadap tempat-tempat yang kita kunjungi, dan
hal ini akan terus meningkat. Preferensi kita sebagai wisatawan terus
berkembang, dan penelitian ini memberi kita gambaran sekilas tentang masa
depan. Kita memiliki kebutuhan yang berbeda tergantung pada perjalanan, dengan
siapa kita bepergian, dan apa yang kita cari. Tantangan bagi industri ini
adalah beradaptasi dengan preferensi masyarakat yang terus berubah, memastikan
bahwa destinasi dan tempat memberikan apa yang diinginkan oleh para
wisatawan."
Karun Budhraja, Senior Vice President, Travel unit
Marketing, Asia Pacific, Amadeus: " Lanskap bepergian di seluruh pasar Asia Pasifik
sangat beragam. Seiring pembaruan industri perjalanan, laporan Suku Wisatawan
memetakan apa yang paling penting bagi wisatawan di APAC; baik itu perjalanan
berkelanjutan atau teknologi yang sedang berkembang, perilaku dan nilai yang
mereka cari dalam perjalanan akan membentuk industri ini pada tahun 2033 dan
seterusnya."
Ini adalah yang
ketiga dalam inisiatif penelitian Suku Wisatawan dari Amadeus, yang pertama
diluncurkan pada tahun 2007, dan yang kedua pada tahun 2015. Ini adalah bagian
dari komitmen Amadeus untuk mendorong inovasi dalam skala besar dan membuat
perjalanan menjadi lebih baik bagi para wisatawan dan perusahaan perjalanan di
mana pun.
Jack Miles, Lead Researcher and Senior Director,
Northstar: "Prediksi masa
depan itu sulit, terutama dalam hal bepergian. Hal ini dikarenakan bepergian
adalah tentang manusia dan bagaimana mereka berpikir dan berperilaku – semuanya
kompleks karena manusia tidak selalu rasional. Namun, dengan menggunakan
penelitian ekstensif mengenai wisatawan yang didasarkan pada ilmu perilaku dan
psikologi konsumen, wawasan para ahli dari berbagai bidang seperti peramalan,
teknologi dan akademisi, serta analitik data, penelitian ini telah menemukan
banyak wawasan untuk membantu memahami wisatawan dan memprediksi perilaku
mereka di masa depan. Dari pentingnya dan tantangan keberlanjutan hingga
kebutuhan untuk meyakinkan para wisatawan tentang perubahan peran teknologi,
satu hal yang jelas, pariwisata akan terus memainkan peran penting dalam
memperkaya kehidupan kita saat kita menuju tahun 2033."
Perjalanan dukung
perkembangan. Amadeus dukung perjalanan. Solusi Amadeus menghubungkan para
wisatawan dengan perjalanan yang mereka inginkan melalui agen perjalanan, mesin
pencari, operator tur, maskapai penerbangan, bandara, hotel, mobil, dan kereta
api.
Kami telah
mengembangkan teknologi kami melalui kemitraan dengan industri perjalanan
selama lebih dari 30 tahun. Kami menggabungkan pemahaman mendalam tentang
bagaimana orang bepergian dengan kemampuan untuk merancang dan menghadirkan
sistem yang paling kompleks, tepercaya, dan penting yang dibutuhkan pelanggan
kami. Pada tahun 2019, kami membantu menghubungkan lebih dari 1,9 miliar orang
dengan penyedia layanan perjalanan lokal di lebih dari 190 negara.
Kami adalah satu
perusahaan dengan pola pikir global dan keberadaan yang lokal di mana pun
pelanggan kami membutuhkan kami.
Tujuan kami adalah
membentuk masa depan perjalanan. Kami memiliki tujuan kuat dalam mencapai
teknologi yang lebih baik untuk menciptakan perjalanan yang lebih baik. (Tim Liputan).
Editor : Aan