"Smart Port" Tiongkok Mengalami Peningkatan Arus Kapal Yang Berlabuh

Editor: Redaksi author photo

"Smart Port" Tiongkok Mengalami Peningkatan Arus Kapal Yang Berlabuh
KALBARNEWS.CO.ID (BEIJING) -- Pelabuhan Qingdao, Tiongkok, anak usaha Shandong Port Group, dan pelabuhan perdagangan luar negeri terbesar kedua di Provinsi Shandong, Tiongkok Timur, mengalami peningkatan rotasi pelabuhan (anchorage rotation) kapal kontainer yang sangat besar, menurut China Media Group. Jumat (30 Desember 2022).

Pelabuhan ini menangani kapal kontainer yang sangat besar hingga lebih dari 300 kali. Kapal kontainer yang sangat besar biasanya mencapai panjang 400 meter dan berkapasitas di atas 20.000 twenty-foot equivalent unit (TEU).


Pelabuhan ini juga menangani kapal kontainer dengan panjang 200 meter selama lebih dari 3.900 kali, meningkat 7% secara tahunan, menurut laporan CMG.


Penanganan arus kapal yang sangat tinggi di tengah Covid-19 memunculkan tantangan, khususnya keterbatasan tenaga kerja. Namun, arus bongkar muat di Pelabuhan Qingdao telah meningkat 16% pada Januari-November, berkat sistem berteknologi pintar yang inovatif di pelabuhan tersebut.


Pandemi Covid-19 berdampak besar terhadap pelabuhan dunia dan industri transportasi air. Meski demikian, pelabuhan utama di Tiongkok mengalami peningkatan arus kapal yang berlabuh, serta membuat perkembangan penting dalam konstruksi digital dan berteknologi pintar. Dengan demikian, pelabuhan di Tiongkok memimpin pengembangan pelabuhan berteknologi pintar secara global.


Pelabuhan Qingdao adalah pelabuhan pertama di dunia yang memiliki sistem air-track intelligent transporting, mampu menangani 1,5 juta TEU setiap tahun. Sistem ini mencetak rekor dunia baru pada Juni lalu setelah berhasil menangani volume barang sebanyak 67,76 TEU dalam satu jam, atau 60,18 TEU per jam secara rata-rata, naik 14,2% dari rekor sebelumnya.


Tiongkok kini memimpin dunia dalam hal jumlah terminal otomatis, baik yang telah selesai dan tengah dibangun, menurut Kementerian Transportasi Tiongkok. Seluruh pelabuhan utama di Shanghai dan Tianjin dilengkapi dengan bridge crane atau jalur otomatis.


Didukung investasi berkelanjutan dalam pelabuhan domestik dan banyaknya jumlah perusahaan teknologi canggih, konsep dan praktik pembangunan smart port berlangsung secara inovatif, seperti dijelaskan Mi Weijian, seorang Profesor di Shanghai Maritime University, kepada Xinhua.

Untuk pelabuhan korporat berskala besar, seperti Shandong Port Science and Technology Group, kerja sama internal menjadi kunci sukses dalam peningkatan mutu fasilitas hingga menjadi terminal kontainer pelabuhan yang sepenuhnya otomatis. Hal ini bahkan turut memangkas biaya sebesar 70% dibandingkan terminal yang baru dibangun, menurut Xinhua.


"Kini, kami memiliki terminal biasa, terminal semiotomatis, serta terminal yang sepenuhnya otomatis," ujar Wang Yusheng, Deputy General Manager, Shandong Port Science and Technology Group"Proses bongkar muat kapal dapat dilakukan di tiga jenis terminal sehingga memaksimalkan integrasi sarana terminal.(Tim Liputan)

Editor : Aan

 

Share:
Komentar

Berita Terkini