KALBARNEWS.CO.ID
(JAKARTA) - Juru Bicara Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito
mengemukakan rencana pemerintah mengakhiri Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM) akhir tahun ini merupakan bentuk penyesuaian kebijakan
terhadap pandemi yang terkendali di Indonesia.Satgas: Rencana Akhiri PPKM Bentuk Penyesuaian Kebijakan
"Dengan kondisi yang semakin terkendali serta
kasus rendah dan diiringi sosial ekonomi masyarakat yang membaik, pemerintah
akan menyesuaikan penanganan COVID-19," kata Wiku Adisasmito saat
menyampaikan keterangan pers secara virtual yang diikuti dari Jakarta, Kamis (22 Desember 2022)
Ia mengatakan, penanganan pasien COVID-19 akan
terus berjalan selama masih terjadi kasus di Indonesia.
Pada prinsipnya, kata Wiku, PPKM berpengaruh pada
pengendalian pandemi di Indonesia dalam kurun hampir 3 tahun terakhir.
"Penyesuaian kebijakan dilakukan dengan tetap
meningkatkan protokol kesehatan, vaksinasi, surveilans dan komunikasi publik
untuk menjaga kekebalan kelompok (herd immunity) agar selalu tinggi. Itu hal
utama yang dilakukan seluruh lembaga dan masyarakat," katanya.
Menurut Wiku, perubahan kebijakan perlu disikapi
masyarakat dengan tetap disiplin dalam menjaga kesehatan secara lebih mandiri
agar transisi menuju endemi bisa berjalan baik dan COVID-19 tetap terkendali di
Indonesia.
Berdasarkan laporan Satgas Penanganan COVID-19,
pandemi di Indonesia telah terkendali, yang ditandai dengan aktivitas
masyarakat yang bisa dilakukan seperti sedia kala seperti sebelum pandemi
melanda.
Jika dilihat penambahan kasus positif mingguan di
dalam negeri, kasus aktif dan kematian mingguan mengalami penurunan konsisten
dalam tiga pekan terakhir.
Kasus positif dan kasus aktif sempat naik selama
empat pekan di akhir Oktober 2022, kasus positif per pekan naik dari 19.000
kasus menjadi 46.000 kasus per pekan dengan rata rata 6.500 kasus per hari.
Namun, kenaikan kasus di Indonesia tidak
berlangsung lama. Empat pekan terakhir mengalami penurunan signifikan menjadi
10.000 kasus per pekan, atau rata-rata sekitar 1.400 kasus per hari, dengan
kasus aktif sekitar 29.000 per hari.
Menurut Wiku, terjadinya penurunan kasus juga
diiringi penurunan angka kematian akibat COVID-19. Per 18 Desember 2022, angka
kematian mingguan mencapai 174 jiwa dengan rata-rata 24 kematian per hari.
Rata rata angka kesembuhan harian juga berhasil
dipertahankan sebesar 96 persen sepanjang 2022, bahkan di dua bulan terakhir
bertahan di angka 97 persen.
Meski saat ini Indonesia sudah mulai masuk ke
dalam situasi endemi, tapi kewaspadaan masyarakat terhadap situasi global di
saat ini harus tetap tinggi karena WHO masih belum mencabut status pandemi.
"Pemerintah tetap mengedepankan prinsip
kehati-hatian dan masyarakat perlu terus memaksimalkan momentum saat ini agar
perekonomian berjalan lancar," katanya.
Rencana pemerintah mengakhiri PPKM disampaikan
Presiden Joko Widodo dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia Tahun 2023, di
Ball Room Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (21/12).
Rencana itu dikemukakan Joko Widodo seiring dengan
semakin landainya penyebaran kasus COVID-19 di Indonesia.
"Kemarin kasus harian kita di 1.200, dan
mungkin nanti akhir tahun kita akan menyatakan berhenti PSBB dan PPKM
kita," katanya.(Tim
liputan)
Editor : Aan