KALBARNEWS.CO.ID
(KAPUAS HULU) - Kapal wisata bandong perlahan membawa wisatawan menuju hamparan
Danau Sentarum. Rasa penasaran tentang keindahan alam di Jantung Borneo
tersebut terjawab sudah setelah mereka menempuh perjalanan darat sekitar 19 jam
dari Kota Pontianak, Ibu Kota Provinsi Kalbar. Sabtu (18 Desember 2022).Pesona Danau Sentarum, Masyarakat Berdaya Dan Habitat Yang Terjaga
Hamparan danau memesona di kelilingi perbukitan dan
pergunungan tampak di depan mata. Beberapa pulau kecil terserak dinaungi awan
berarak seolah mendekap kuat.
Wisatawan yang merupakan para jurnalis di Kalbar
yang difasilitasi Bank Indonesia (BI) Kalbar untuk mengeksplorasi pesona Danau
Sentarum tersebut, seperti tak mau berhenti untuk mengambil gambar, merekam
video dan swafoto. Meski sebagian sudah pernah menikmati pesona Danau Sentarum,
tapi mereka tetap tak bisa menyembunyikan kekagumannya.
Danau Sentarum yang terletak di Kabupaten Kapuas
Hulu telah ditetapkan menjadi taman nasional sejak 1999. Berdasarkan Permen LHK
Nomor:P.7/Menlhk/Setjen/OTL.0 /1/2016, maka pengelolaan Taman Nasional Betung
Kerihun digabung dengan Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS).
Luas TNDS mencapai 127,4 ribu hektare dari luas
wilayah Kabupaten Kapuas Hulu 29.842 kilometer persegi. TNDS tersebut terbagi
beberapa zona yakni zona inti 5.131,43 hektare, rimba 6.781,28 hektare,
pemanfaatan bidang wisata 1,309,59 hektare, rehabilitasi 1.976,82 hektare,
tradisional 111.298,82 hektare dan khusus 895,46 hektare.
Untuk interaksi masyarakat dengan kawasan terdiri
dalam kawasan yang tersebar di Kecamatan Selimbau, Suhaid, Batang Lupar dan
Badau atau meliputi 10 desa terdiri 2.292 kepala keluarga (KK) dan 7.751
penduduk. Kemudian, untuk di sebagian dalam kawasan di empat desa terdiri
1.573 KK dan dengan jumlah 5.326 penduduk. Sedangkan di luar kawasan hanya di
Kecamatan Jongkong di dua desa terdiri 464 KK dan 1.481 penduduk.
Danau Sentarum bagi pecinta wisata minat khusus,
peneliti dan pegiat wisata dan bahkan wisatawan mancanegara sudah tidak asing
lagi. Satwa dan tumbuhan endemik, hasil hutan dan budaya di TNDS menjadi daya
tarik tersendiri untuk datang melihat langsung sekaligus bercengkerama dengan
ekowisata yang disajikan.
Berdaya dan Lestari
Secara histori, masyarakat lebih dulu bermukim di
TNDS, baru ada penetapan sebagai kawasan taman nasional. Semangat untuk
pelestarian dengan ditetapkannya sebagai taman nasional tentu tidak bisa
dibenturkan dengan keberlanjutan penghuninya di kawasan tersebut untuk memanfaatkan
kekayaan alam yang ada. Hal itu lah melatarbelakangi dan sekaligus mendorong
pengelola TNDS untuk berpikir keras agar dua kepentingan tersebut sejalan.
Kepala Balai TNDS, Gunawan, mengatakan dalam
beberapa tahun belakangan pihaknya menerapkan konsep masyarakat diutamakan baru
pelestarian. Masyarakat diutamakan dalam kerangka untuk berdaya, karena dengan
berdaya otomatis bisa menjadi bagian atau pejuang pelestarian. Beberapa
pendekatan dilakukan oleh pihak TNDS melalui sejumlah program dan aksi sederhana.
Al hasil, kini mulai perlahan membuahkan hasil.
Dalam TNDS terdapat delapan ekosistem flora dengan
jumlah 675 flora dan 154 spesies anggrek. Untuk fauna atau satwa terdapat
mamalia 147 jenis, 310 jenis burung, 266 ikan dan 31 jenis herpetofauna. TNDS identik
dengan arwana super red, anggrek, bekantan, burung enggang dan termasuk langur
borneo. Untuk produksi madu hutan mencapai 15-30 ton per-tahun, dengan nilai
mencapai Rp1,5 – 4,5 miliar per tahun dan nilai ekonomi ikan yang ditangkap
oleh masyarakat mencapai Rp15,5 miliar per tahun.
Dalam pengawasan TNDS, pihak pengelola saat
patroli sebelumnya menggunakan seragam sebagai polisi hutan. Hal itu membuat
kesan dan citra masyarakat menjadi obyek yang selalu diawasi. Hal itu diubah.
Petugas saat patroli menggunakan tidak menggunakan pakaian seragam. Petugas
juga dituntut bergaul dan membaur di tengah masyarakat.
"Terbukti kiat tersebut manjur dan pesan
program pelestarian mulai dilirik masyarakat dan bahkan bagian untuk bersama
mengawasi agar ekosistem tersebut terjaga," ujar Gunawan.
Sebagai daerah endemik ikan arwana jenis
super red, maka agar satwa kebanggaan Kalbar tersebut tetap lestari,
masyarakat dilibatkan untuk menjaga kawasan khusus yang ditetapkan untuk
dikembangbiakkan ikan hias tersebut. Sebanyak 274 ikan arwana super red dilepas
dan anakannya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber pendapatan.
Namun dengan catatan indukan terus dilestarikan dan 10 persen dari anakan
kembali di lepas di kawasan danau yang telah ditetapkan untuk budi daya. Saat
ini jumlah ikan arwana super red yang sudah digulirkan ke kelompok lainnya
sebanyak 100 ekor.
Selanjutnya, agar ada nilai tambah dari kekayaan
alam sebagai sentra ikan air tawar dari Danau Sentarum beserta madu hutan di
Kalbar, dilakukan pendampingan mulai produksi hingga pemasaran kepada
masyarakat di Kawasan TNDS. Untuk hasil produksi pengolahan mulai dari keripik
ikan, kerupuk basah, bakso ikan, ikan asin kemasan hingga lainnya kini terus
berjalan. Madu juga mulai dikemas dengan baik dan merek tersendiri. Saat ini
daerah yang menjadi sentra pendampingan yakni di Pulau Majang, Danau Sentarum
yang berbasis gender atau dikelola ibu - ibu rumah tangga di daerah setempat.
Pengelola Program Forest Investment Program 1
Kalbar, Siti Rofiah yang mendampingi masyarakat Majang mengatakan bahwa program
pengolahan menjadi wadah peningkatan pendapatan masyarakat. Menurutnya dengan
program tersebut diversifikasi produk dan pasar bisa dimaksimalkan sehingga
berkorelasi ke pendapatan masyarakat.
"Sebelumnya masyarakat hanya menjual ikan
segar dan ikan asin. Hal itu dari sisi pendapatan jauh lebih rendah setelah
diolah menjadi produk turunan dari ikan seperti bakso, sosis dan lainnya. Saat
ini ada 26 warga yang terlibat dan produk sudah mulai diterima mini market dan
pemesanan secara langsung, pendapatan meningkat," kata dia.
Bantu Promosi Wisata
TNDS memiliki sejumlah ekowisata menarik, termasuk
wisata atraksi dan budaya. Untuk ekowisata yang patut dikunjungi selain
hamparan Danau Sentarum itu di antaranya Wisata Pulau Sepandan dengan fasilitas
resort dan panorama Danau Sentarum yang menarik. Pengunjung bisa mandi di
danau, dan ketika sore hari bisa menikmati matahari terbenam. Bahkan, di waktu
tertentu bisa mengintip burung enggang memakan buah kayu ara yang berada di
pinggir danau ketika pagi hari.
Potensi wisata lainnya, Wisata Bukit Tekenang,
pengunjung bisa melihat landskap Danau Sentarum di puncak bukitnya. Obyek
wisata favorit Bukit Tekenang sebagaimana namanya memberikan kesan karena dapat
melihat sebagian besar kawasan TNDS dari ketinggian 350 meter di atas permukaan
laut. Di bawah bukit tersedia fasilitas resort sehingga bisa menginap dan
menikmati kawasan tersebut lebih lama.
Sementara itu, Wisata Bukit Vega
menawarkan pemandangan alam dan kekayaan anggrek serta budi daya arwana, Wisata
Bukit Semujan yang juga bisa melihat hamparan Danau Sentarum dan Wisata Rumah
Betang Meliau yang menawarkan fasilitas menginap dan kegiatan memancing.
Untuk wisata atraksi, yakni Wisata Susur Danau
Dengan Kapal Bandong dan Festival Danau Sentarum yang telah menjadi agenda
tahunan dan menjadi 100 Top Wonderful Event Nasional atau Kharisma Event
Nusantara.
Dengan segala daya tarik yang ada, Kantor
Perwakilan BI Kalbar ikut mempromosikan keberadaan destinasi wisata unggulan
Kalbar tersebut . BI memafilitasi sejumlah jurnalis dari berbagai media untuk
menggali lebih dalam secara langsung TNDS dan menulisnya untuk diberitakan
secara masif.
Kepala Perwakilan BI Kalbar, Agus Chusaini
mengatakan bahwa BI juga terus berkomitmen dalam memajukan ekonomi daerah
termasuk di sektor pariwisata. Selama ini pihaknya juga terus berkoordinasi
dengan pemerintah provinsi dan daerah untuk menggerakkan sektor yang memberi
dampak luas terhadap pendapatan dan ekonomi daerah.
"Kegiatan Media Gathering BI 13 - 17 Desember
2022 ke TNDS ini sebagai dukungan kami kepada pemerintah provinsi yang terus
kampanye Wisata ke Kalbar Jak. Dengan publikasi yang masif dari destinasi
wisata ini, maka harapannya akan banyak dikenal dan dikunjungi,"
katanya.
Destinasi TNDS sangat menarik dan unik. Banyak hal
yang bisa dimaksimalkan sehingga potensi yang ada di kawasan tersebut semakin
memberi dampak yang luas baik pada kesejahteraan maupun pelestarian lingkungan
sekitarnya.
(Tim liputan)
Editor : Aan