KALBARNEWS.CO.ID
(MATARAM) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (Pemrov NTB)
mengupayakan untuk merelokasi warga Pantai Mapak, Kecamatan Sekarbela, Kota
Mataram yang terdampak abrasi akibat gelombang laut.Pemprov NTB Upayakan Relokasi Warga Pantai Mapak Terdampak Abrasi
"Insya Allah, kami akan coba lihat lokasi
baru-nya," kata Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah di Mataram, Senin (26 Desember 2022)
Ia menegaskan upaya relokasi bagi 15 warga pesisir
Pantai Mapak, Kelurahan Jempong Baru, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram harus
segera dilakukan.
"Kebetulan tanah Pemprov berada di belakang
Kantor Dinas Perhubungan Kota Mataram, di Jalan Lingkar Selatan," ujarnya.
Gubernur NTB sudah mendatangi lokasi untuk melihat
warga terdampak abrasi pada, Ahad (25/12) malam.
Ia menyerahkan bantuan pada warga yang membutuhkan
sembilan bahan pokok (sembako) karena para nelayan yang tinggal di sekitar
pantai tidak bisa melaut beberapa minggu terakhir.
Gubernur Zulkieflimansyah juga mendatangi pantai
Pura Segara dan Loang Baloq yang juga terdampak gelombang laut
Bencana abrasi di sepanjang pantai Ampenan sampai
Mapak, Kota Mataram menyebabkan rumah warga ambruk dan beberapa rumah rusak.
Sebanyak 20 unit rumah rusak akibat gelombang tinggi di Pantai Mapak Indah yang
terjadi pada, Sabtu (24/12) pukul 02.00 WITA dini hari. Total ada 28 kepala
keluarga (KK).
Sementara Kepala Lingkungan Mapak, Indah Ahmad
Zuhdi, menambahkan wilayah Mapak Indah merupakan langganan banjir rob. Ia
berharap pemerintah bisa membantu memasang jetty atau pemecah gelombang di
wilayah itu.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) NTB mencatat lima kabupaten dan kota dilanda bencana akibat cuaca
ekstrem yang terjadi sejak tiga hari terakhir di wilayah itu.
Lima daerah yang terdampak bencana itu, antara
lain, Kota Mataram, Kabupaten Lombok Tengah, Lombok Barat, Lombok Timur, dan
Kabupaten Bima. Untuk Kota Mataram dilanda gelombang pasang akibat tingginya
air laut yang terjadi di Lingkungan Mapak, Jempong Baru sehingga menyebabkan
tiga unit rumah rusak berat dan 17 kepala keluarga (KK) atau 68 jiwa harus
diungsikan sementara ke tempat yang lebih aman.
Selanjutnya di Kabupaten Lombok Tengah dengan
jenis bencana banjir yang terjadi di dua desa, yakni Desa Mertak meliputi Dusun
Mertak, Dusun Awang, Dudung Bumbang, Dusun Serenang dan Dusun Rangkep di Desa
Kuta.
"Untuk Lombok Tengah total yang terdampak itu
ada 199 KK atau 629 jiwa. Sedangkan untuk rumah rusak masih dalam
pendataan," kata Kepala BPBD NTB, Ruslan Abdul Gani.
Untuk Kabupaten Lombok Barat terjadi di Kecamatan
Gunung Sari, jenis bencana yang terjadi pohon tumbang akibat angin kencang yang
disertai hujan dan kilat yang melanda Desa Penimbung.
Akibat kejadian itu, empat unit rumah warga
mengalami rusak berat dan satu unit rusak ringan atau sebanyak 5 KK atau 25
jiwa harus diungsikan.
Kemudian Kabupaten Lombok Timur jenis bencana
Angin Puting Beliung yang terjadi pada Sabtu (24/12) di Desa Montong Beter,
Kecamatan Sakra Barat. Untuk korban hanya satu KK dan satu unit rumah mengalami
rusak berat.
Sedangkan di Kabupaten Bima juga terjadi bencana
angin kencang yang disertai hujan deras pada Sabtu kemarin sehingga menyebabkan
dua unit rumah rusak sedang dan satu unit rusak ringan di Dusun Sangaru Desa
Mbawa, Kecamatan Donggo. Total warga yang terdampak ada tiga KK atau 12 jiwa.
"Jadi total secara keseluruhan ada lima
kabupaten dan kota yang mengalami bencana, dengan warga yang terdampak sebanyak
226 KK atau 738 jiwa," demikian Ruslan Abdul Gani. (Tim Liputan)
Editor : Aan