KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) - Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan (Kaper) BKKBN Provinsi Kalbar, Ir. Aulia Arfiansyah Arief, M. Si, sangat optimis dengan keberadaan Kampung Keluarga Berkualitas (KB) dalam upaya Percepatan Penurunan Stunting. Keberadaan Kampung KB Upaya Percepatan Penurunan Stunting
"Kita sangat optimis dengan Kampung KB dalam penurunan stunting, karena Kampung KB ini salah satu nya kita meningkatkan kualitas masyarakat setempat, dan ada 13 kementerian yang termasuk dalam Kampung KB ini," ungkapnya pada Kegiatan Fasilitas Pemanfaatan dan Intergrasi Data di Kampung KB, Pemberdayaan Masyarakat melalui DASHAT dan Pengembangan Pengelolaan Kampung KB Percontohan tingkat Provinsi Kalbar 2022. Kamis 8 Desember 2022.
Aulia mencontohkan dari 13 kementerian ini memiliki tugas dan fungsinya masing-masing, misalnya Kementerian PUPR memperbaiki masalah sanitasi, serta kementerian lainnya.
"Stunting ini akibat terbesarnya dari lingkungan yang buruk, mulai sanitasi nya, kebersihannya, jadi saya sangat optimis dengan keberadaan Kampung KB ini, maka harapan kita stunting akan cepat turun lah," ujarnya.
Aulia kembali menegaskan bahwa saat ini pemerintah sedang berupaya untuk menurunkan angka stunting dalam upaya menciptakan sumber daya manusia (SDM) handal untuk pembangunan.
"Stunting menjadi kendala dalam menciptakan SDM yang berkualitas yang diharapkan kedepannya bisa membawa kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
Kaitan hal itu, kata Aulia, pemerintah daerah berkewajiban memenuhi kecukupan gizi masyarakat. Seluruh perangkat daerah bersama stakeholder terkait untuk melakukan inovasi dalam kondisi pandemi agar upaya pemenuhan gizi masyarakat bisa tetap terpenuhi dengan tetap menerapkan secara ketat protokol kesehatan.
"BKKBN menginisiasi program Dapur Sehat Atasi Stunting atau DASHAT, menjadi salah satu program yang dicanangkan sebagai bentuk upaya penurunan stunting," ujarnya.
Aulia mengungkapkan terdapat tiga kegiatan yang dirancang dengan program DASHAT, yakni pertama pemberdayaan masyarakat untuk penyediaan makanan padat gizi dengan bahan lokal berupa pembagian makanan gratis untuk kelompok sasaran ibu hamil, ibu menyusui dan anak baduta.
Kedua, pemberdayaan masyarakat untuk penyediaan makanan padat gizi dengan bahan lokal yang diperuntukan gizi kelompok sasaran dan masyarakat umum dengan metode penjualan.
Ketiga, pemberdayaan masyarakat untuk penyediaan makanan padat gizi dengan bahan lokal yang diperuntukan bagi masyarakat umum dengan metode penjualan dan penguatan komunikasi informasi dan edukasi tentang makanan sehat.
"Intervensi terhadap pencegahan dan penanganan kasus stunting harus dilakukan secara sinergitas antara sektor kesehatan dan non kesehatan," ujarnya.
Ia menambahkan pandemi Covid-19 sangat berpotensi meningkatkan angka stunting dan berpotensi mengancam target menurunkan angka stunting nasional hingga 14 persen pada tahun 2024.
"Saya berharap kegiatan yang kita lakukan sekarang ini tidak sebatas kegiatan seremonial, namun tujuan, hasil dan manfaatnya benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat secara langsung khususnya masyarakat Kampung Keluarga Berkualitas (KB)," katanya. (BP)
Editor : Aan