![]() |
Tiongkok Dorong Anggota G20 Agar Mempromosikan Pembangunan Dunia |
Menyampaikan sambutan di KTT G20
Ke-17, Selasa lalu, Presiden Tiongkok Xi Jinping mendorong anggota G20 agar
mengemban tanggung jawab yang "melekat pada status negara tersebut sebagai
pemain utama di tingkat internasional dan regional", serta menjawab
tantangan zaman—"apa yang salah dengan dunia saat ini, dan apa yang harus
kita perbuat untuk membenahinya."
Kerja sama yang menjadikan
pembangunan dunia lebih "inklusif, bermanfaat, dan berdaya tahan"
adalah solusi yang diajukan Tiongkok.
Pembangunan dunia yang dibutuhkan
G20 terdiri atas negara industri maju
dan negara berkembang di dunia, serta mewakili lebih dari 80% produk domestik
bruto (PDB) dunia, lebih dari 75% perdagangan dunia, serta sekitar dua pertiga
populasi dunia.
Menghadapi tuntutan agar melaksanakan
respons global yang baik, tertata, dan seimbang atas beragam tantangan dunia,
Presiden Tiongkok menekankan, pembangunan dunia harus bersifat inklusif.
"Solidaritas adalah kekuatan,
namun perpecahan tidak akan membuahkan hasil. Ketika tinggal di desa global
yang sama, kita harus saling membantu demi menghadapi risiko dan
tantangan," ujar Xi.
Menggarisbawahi pembangunan dunia
yang harus bermanfaat bagi seluruh pihak, Xi mengemukakan, pembangunan bersifat
nyata hanya ketika semua negara berkembang secara bersama-sama, dan modernisasi
bukanlah hak istimewa milik satu negara tertentu.
Setelah globalisasi ekonomi
menghadapi kendala, ekonomi dunia pun menemui risiko resesi, dan Xi
menitikberatkan langkah untuk mempromosikan pembangunan dunia yang berdaya
tahan.
"Kita harus selalu
mempertimbangkan kesulitan yang dialami negara berkembang, dan mengakomodasi
kepentingan mereka. Tiongkok mendukung Uni Afrika agar bergabung
dengan G20," kata Xi.
Langkah yang telah
ditempuh Tiongkok dalam mempromoskan pembangunan dunia
Di antara negara G20, Tiongkok
berkontribusi 21% terhadap PDB dunia, 18% terhadap nilai perdagangan dunia,
serta 29% terhadap populasi dunia pada 2021. Tiongkok juga aktif berperan dalam
kerja sama ekonomi internasional dan tata kelola ekonomi dunia. Lebih lagi,
Tiongkok bekerja sama dengan pihak lain untuk menggerakkan pertumbuhan dunia
yang berkelanjutan, seimbang, dan inklusif.
Beijing pun mengemukakan dua
inisiatif penting dalam dua tahun terakhir: Global Development Initiative (GDI)
dan Global Security Initiative (GSI) yang mendapat sambutan di seluruh dunia.
GDI ingin memenuhi target jangka
panjang dan kebutuhan mendesak dalam pembangunan bersama di dunia, membina
konsensus internasional tentang upaya mempromosikan pembangunan, serta memupuk
motor penggerak baru untuk pertumbuhan dunia, sekaligus memfasilitasi
pembangunan dan kemajuan bersama bagi semua negara.
Dalam satu tahun, lebih dari 60
negara bergabung Group of Friends dalam naungan GDI, menurut presiden Tiongkok
tersebut.
Tiongkok juga membentuk Global
Development and South-South Cooperation Fund, serta mengajukan 15 proyek
"G20 Action for Strong and Inclusive Recovery", serta berpartisipasi
dalam lima proyek lain dalam kerangka ini, seperti dijelaskan Xi.
Mengingat GSI menjunjung "visi
keamanan bersama, komprehensif, kooperatif, dan berkelanjutan", Xi
menggarisbawahi, resolusi konflik harus berlangsung lewat negosiasi dan
penyelesaian sengketa terwujud lewat konsultasi, serta dukungan bagi seluruh
upaya kondusif dalam penyelesaian krisis lewat cara-cara damai.
Mencatat ketahanan pangan dan energi
sebagai tantangan yang paling mendesak dalam pembangunan dunia, Xi menilai,
akar masalah dari krisis yang tengah terjadi bukan terletak pada produksi atau
permintaan, melainkan kendala rantai pasok dan kerja sama internasional.
Tahun ini, Tiongkok, bersama enam
mitra termasuk Indonesia dan Serbia, mengajukan "Initiative of
International Cooperation on Resilient and Stable Industrial and Supply
Chains", seperti dipaparkan Xi ketika menguraikan kontribusi Tiongkok
dalam ketahanan pangan dan energi dunia selama beberapa tahun terakhir.
Tiongkok juga bergabung dengan
negara-negara lain untuk mendorong pembentukan "Global Clean Energy
Cooperation Partnership", serta mengemukakan "International
Cooperation Initiative on Global Food Security" di G20, lanjut Xi.
Presiden Xi juga menyampaikan kepada
anggota G20 bahwa Tiongkok akan selalu berkomitmen mempromosikan revitalisasi
nasional dalam seluruh aspek melalui jalur modernisasi ala Tiongkok.
Bulan lalu telah menetapkan target, tugas, dan
kebijakan panduan yang sesuai dengan tujuan Partai dan negara pada periode lima
tahun ke depan dan setelahnya.
"Langkah Tiongkok menuju
modernisasi akan menghadirkan semakin banyak peluang bagi dunia, menciptakan
momentum yang lebih kuat untuk kerja sama internasional, serta berkontribusi
besar terhadap kemajuan manusia!" kata Xi menutup sambutannya. (Tim Liputan)
Editor : Aan