KALBARNEWS.CO.ID (KUPANG) - Sekretaris Jenderal
Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Bagas
Adhadirgha menilai pembangunan sumber daya manusia pengusaha-pengusaha muda
perlu dimulai dari kawasan pedesaan. Sabtu (19 November
2022).Sekjen Hipmi: Pembangunan SDM Pengusaha Muda Perlu Dimulai Dari Desa
“Pembangunan pengusaha-pengusaha muda itu tidak
melulu bisa dilakukan dari kota, tetapi kita bisa mulai dari desa,” katanya
dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Kupang, Sabtu.
Hal ini dia sampaikan
menjawab pertanyaan dari panelis yang sekaligus pendiri Hipmi Abdul Latief
dalam gelaran Debat ke-3 kandidat Caketum BPP Hipmi 2022-2025 sebelum menuju
Musyawarah Nasional yang akan di laksanakan di Solo tanggal 21 November 2022
mendatang.
Abdul Latief memberikan pertanyaan “Hipmi adalah
organisasi kader. Apa konsep Hipmi masuk desa dan bagaimana teknologi bisa
masuk desa?.
Bagas sendiri merupakan satu dari tiga calon
Ketua Umum BPP Hipmi yang bertarung memperebutkan kursi ketua umum bersama
dengan Akbar Himawan Buchari dan Anggawira.
Bagas menjelaskan bahwa pembangunan di Indonesia
sudah berubah dari java sentris menjadi Indonesia sentris. Di mana 50 persen
lebih investasi itu terjadi di luar Jawa.
Menurut dia, pembangunan SDM pengusaha muda dari
desa itu sudah dilakukan oleh pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan
Presiden Joko Widodo dan Wakilnya Ma’ruf Amin.
“Sehingga kami memiliki program Hipmi masuk
desa. Dimana sebagian besar kawan-kawan yang berusia produktif kami bekali
dengan program mentoring yang merupakan bagian dari inkubator Hipmi sebagai
pusat inkubator pengusaha muda di Indonesia. Dan ke depan jika saya terpilih
jadi Ketum Hipmi saya akan galakan Hipmi masuk desa menjadi program utama Hipmi
ke depan,” ujar dia.
Chairman untuk Keketuaan Dewan Wirausahawan Muda
(ASEAN Young Entrepreneurs Council/AYEC) di Indonesia itu juga mengedepankan
misi utamanya menjadikan Hipmi sebagai pusat
inkubator pengusaha muda nasional.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia yang menjadi panelis dalam debat
tersebut juga memberikan pertanyaan seputar ekonomi global yang tidak sedang
dalam kondisi baik-baik.
“Hipmi harus memposisikan diri dalam rangka
memperjuangkan stabilitas ekonomi dan terwujudnya penambahan dunia usaha dan
naik kelas bagi kader Hipmi. Jika jadi Ketum Hipmi, ketika terjadi gejolak
apakah proses demokrasi yang di dahulukan atau proses ekonomi yang di
dahulukan?,” tanya Menteri Bahlil.
Menurut Bagas tidak ada kestabilan politik tanpa
adanya kestabilan ekonomi. Dan Indonesia sebagai salah satu lumbung energi dan
pangan internasional, harus menjaga kestabilan ekonominya sehingga mampu
menjaga kestabilan politik ke depan.
Dia menambahkan bahwa konsensus bersama antara
semua stakeholder harus segera di lakukan karena resesi akan ada pada tahun
depan.
“Apapun hasil konsensusnya saya rasa akan
menjadi keputusan terbaik yang menjadi pemahaman bahwasanya Indonesia akan
bersatu apabila kita kuat dalam menghadapi resesi,” tambah dia.
Sementara itu salah satu Calon Ketua Umum
Anggawira menilai bahwa sudah menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat
Indonesia untuk melakukan transisi demokrasi yang ada.
“Proses pembangunan bisa berjalan lancar
tentunya ada stabilitas ekonomi dan politik itu yg paling penting. Tanpa
stabilitas politik yang baik maka tidak mungkin perubahan dan perbaikan ekonomi
bisa bertahan dengan baik,” tambah dia.
Sementara Calon Ketua Umum Akbar menilai bahwa
Hipmi sebagai mitra strategis pemerintah bisa dapat berkontribusi dalam
memberikan masukan dengan keadaan ekonomi global yang ada dengan keadaan
ekonomi nasional yang ada.
“Posisi Hipmi di sini jelas mementingkan
stabilitas ekonomi daripada stabilitas politik karena akan sia-sia pekerjaan
pemerintah yang sudah kita bangun. Maka Hipmi jelas akan mementingkan
stabilitas ekonomi di banding stabilitas politik dan jadi masukan kita ke
pemerintah,” jelas dia. (Tim Liputan)
Editor : Aan