KALBARNEWS.CO.ID
(JAKARTA) - Santripreneur Indonesia melalui ajang Santripreneur Award
2022 memberi penghargaan kepada tiga orang santri dari sejumlah daerah
yang dianggap telah mendedikasikan diri dalam bidang wirausaha berbasis
pesantren. Selasa (22
November 2022)."Santripreneur Award 2022" Beri Penghargaan Kepada Tiga Santri Daerah
Inisiator sekaligus Ketua Dewan Pembina
Santripreneur Indonesia K.H. Ahmad Sugeng Utomo mengatakan ajang penghargaan
yang telah memasuki tahun kedelapan atau sewindu penyelenggaraan ini selalu
memiliki perubahan yang mendasar pada setiap tahunnya.
"Kalau tahun ini kita lebih melihat kesiapan
dalam menghadapi proses globalisasi di bidang ekonomi, persaingan yang begitu
ketat sehingga santripreneur itu harus benar-benar punya daya saing," kata
Gus Uut, sapaan akrabnya, saat dijumpai wartawan di Muamalat Tower, Jakarta,
Gelaran Santripreneur Award tahun ini mengundang
sembilan nomine terpilih yang sudah mengikuti berbagai macam seleksi,
mulai dari seleksi berkas, verifikasi online, interview, hingga penjurian tahap akhir.
Dari kesembilan nomine itu kemudian terpilih
tiga pemenang utama, masing-masing M. Rofi'ul Ulum dari Lumajang, Jawa
Timur, dengan usaha CV Bintang Songo Indonesia (produksi plywood) untuk
kategori industri perdagangan dan jasa pemenang, Wiko Puji Susanto dari
Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dengan nama usaha Tarunaku Fishsnack untuk
kategori kuliner, dan M. Umar Hamdan dari Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, dengan
nama usaha Rotan Jepara untuk kategori kreatif.
Melalui ajang penghargaan ini, tambah Gus
Uut, Santripreneur Indonesia ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa
santri juga dapat berkontribusi dalam pengembangan ekonomi pesantren,
masyarakat, bahkan nasional. Gerakan ini juga ingin menunjukkan bahwa santri
tidak hanya bisa mengaji, namun juga berbisnis.
Gus Uut menambahkan bahwa santri memiliki
kemampuan berwirausaha yang sangat tinggi. Hal ini dibuktikan dari beragamnya
sektor usaha yang diminati para santri.
Ia juga mengingatkan bahwa pemerintah seharusnya
dapat lebih berfokus kepada santri mengingat jumlah mereka cukup banyak, yaitu
sekitar enam juta orang.
Menurut Gus Uut, jumlah yang besar itu merupakan
potensi yang dapat dikembangkan menjadi pengusaha-pengusaha baru atau wirausaha
yang tanggap dan siap menghadapi globalisasi.
Gus Uut pun mengajak para santri untuk menjadi
wirausahawan unggul dengan memanfaatkan peluang yang besar, mengingat saat ini
persentase kewirausahaan nasional baru mencapai sekitar 3,47 persen.
"Padahal kita untuk masuk menjadi negara maju
harus sampai ke 4 persen (persentase kewirausahaan nasional). Ini adalah
peluang yang sangat kuat buat santri-santri di seluruh penjuru dunia untuk
bersama-sama mengisi kekuatan Indonesia agar Indonesia menjadi bagian dari
negara maju," kata Gus Uut. (Tim Liputan)
Editor : Aan