KALBARNEWS.CO.ID
(KUDUS) - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menyatakan
terbantu dengan kehadiran pengolahan sampah organik menjadi pupuk oleh
swasta karena sangat membantu mengurangi sampah yang dibuang tempat
pembuangan akhir (TPA), karena hingga kini pemda belum mampu memperluas
TPA meskipun sudah tidak mampu menampung sampah. Kamis (24 November 2022).Pemkab Kudus Terbantu Kehadiran Pengolahan Sampah Organik Milik Swasta
"Kami apresiasi peran swasta yang bersedia
menampung sampah organik dari hasil perimbasan pohon maupun sampah organik dari
masyarakat yang ditampung di tempat pembuangan sementara (TPS) maupun sampah
dari desa-desa," kata Kepala Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan
Lingkungan Hidup (PKPLH) Kudus, Abdul Halil di Kudus, Kamis.
Ia mengakui kehadiran tempat pengolahan sampah
organik menjadi pupuk kompos milik PT Djarum Kudus tentunya disambut positif
mengingat hingga kini pemkab belum mampu memperluas lahan TPA Tanjungrejo.
Sementara rata-rata sampah yang dibuang ke TPA setiap harinya antara 120-130
ton sampah.
Upaya lain mengurangi sampah di TPA , kata
Abdul Halil, dengan mengajak masyarakat melakukan pemilahan sampah,
sehingga yang dibuang sampah yang memang tidak bisa didaur ulang.
Kepala Bidang Pengelolaan Pasar Dinas Perdagangan
Kudus Albertus Harys Yunanto menambahkan sampah organik dari pasar tradisional
juga dikirimkan ke perusahaan swasta itu untuk diolah jadi pupuk.
Di antaranya, Pasar Bitingan, Pasar Jember dan
Pasar Mijen dengan pengiriman per hari antara satu truk hingga dua truk sesuai
jumlah sampah yang ada.
Sementara itu Public Affair Djarum Foundation,
Amrul Hamzah menyatakan hingga kini ada 264 instansi di Kudus yang
bekerja sama menyetorkan sampah organiknya untuk diolah menjadi pupuk kompos.
"Mulai sampah dari pasar tradisional, pondok
pesantren hingga sekolah di Kudus," katanya.
Sampah yang diterima berkisar 70 meter kubik,
sedangkan kapasitas mesin pencacah sampahnya mencapai 50 ton per hari.
Untuk bisa menghasilkan pupuk kompos, kata dia,
membutuhkan waktu hingga enam bulan karena proses yang membutuhkan waktu lama
saat pengomposannya.
Pupuk yang didistribusikan kepada masyarakat,
imbuh dia, per harinya bisa mencapai 200 ton per bulannya untuk kepentingan
penghijauan dari para mitra.
"Masyarakat umum juga bisa mengajukan bantuan
pupuk kompos, namun prioritas untuk program penghijauan yang berjalan di
masyarakat, seperti di kawasan Patiayam dan Pegunungan Muria,"
kata Amrul Hamzah.
Sementara itu Program Associate Bakti Lingkungan
Djarum Foundation, Abdurrachman Aldilla, di Pusat Pembibitan Tanaman (PPT)
Djarum, Kudus, Rabu (23/11) 2022 menjelaskan, ada sekitar 400 timbunan sampah
di Kudus setiap hari.
Karena itu, pihaknya berpartisipasi untuk membantu
Pemkab Kudus mengurangi beban tempat pembuangan sampah.
Pihaknya membantu pengelolaan sampah organik di
Kudus hingga 22 persen secara tonase, dan ke depan berupaya dapat
membantu mengelola hingga 50 persen.(Tim Liputan)
Editor : Aan