KALBARNEWS.CO.ID
(JAKARTA) - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini pada Jumat
mengatakan pihaknya akan membuat dapur umum di Jakarta dan Bekasi untuk
memudahkan proses distribusi bantuan makanan kepada masyarakat korban gempa di
Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Jumat (25 November 2022).Mensos Buat Dapur Umum di Jakarta Dan Bekasi Untuk Bantu Korban Gempa
“Saya putuskan pada hari ini kita membuat dapur
umum di Jakarta dan Bekasi karena saya khawatir kalau semakin banyak pengungsi
di sana, kebutuhan misalkan untuk bahan baku, misalkan seperti ayam dan telur
itu terbatas,” kata Risma di kantor Kemensos.
Dapur umum tersebut berlokasi di Taman Makam
Pahlawan Jakarta dan Balai Pangudi Luhur Bekasi. Risma menjelaskan kedua dapur umum akan memproduksi makanan
dalam bentuk lauk pauk, sementara nasi akan dimasak di dapur umum di Cianjur.
“Tadi ada diskusi bahwa kalau nasi kita masak juga
di sini takutnya tidak enak sampai di sana. Jadi karena itu di sana tetap masak
nasi namun lauk pauk akan kita supply sebagian dari Jakarta dan Bekasi dengan
alasan bahwa kita khawatir kebutuhan makanan di sana tidak bisa kita penuhi,”
kata Risma.
Menurut Risma, pihaknya juga membuka dapur umum
sebanyak 16 titik di lokasi bencana yang hingga saat ini masih terus didirikan
dengan produksi makanan saji total sebanyak 27.890 porsi untuk sekali makan.
Keenam belas dapur umum berlokasi di Sukamanah,
Pendopo, RSUD Cimacan, Desa Gasol, Sukamaju, Karangtengah, Cimacan, Rancagoong,
Cikancana, Warungkondong, Desa Cinta Asih Gekbrong, Cugenang, RS Sayang
Cianjur, Kantor Dinas Cianjur, Sarampad Cugenang, dan Sukatani Pecet.
Risma mengatakan Kemensos telah mengerahkan
sekitar 442 personil Taruna Siaga Bencana (Tagana) dari seluruh Jawa dan
Lampung. Selain itu staf dari Kemensos juga turut membantu aktivitas di dapur
umum, bukan hanya mereka yang berada di pusat tetapi juga staf dari 13 balai sentra.
“Kurang lebih sampai dengan hari ini, kurang lebih
kita mengeluarkan Rp20 miliar sekian,” imbuh Risma.
Dia mengatakan pendirian dapur umum, baik yang
berlokasi di Cianjur maupun di Jakarta dan Bekasi, tidak ditargetkan untuk
dibuka dalam jangka waktu tertentu. Durasi pembukaan dapur umum bergantung dari
lamanya kebutuhan pengungsian.
“Untuk dapur umum kita tidak tahu sampai kapan,
kita tidak tahu. Nanti ada saatnya kita harus cabut. Kalau (contohnya) di
Majene itu sampai satu tahun kita buat, Semeru itu tujuh bulan. Jadi nanti
tergantung pengungsian itu,” kata Risma.(Tim Liputan)
Editor : Aan