Heri Mustamin: LKPJ Gubernur Kalbar Dinilai Tidak Sesuai Data Di Lapangan

Editor: Redaksi author photo
Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Barat dari Partai Golkar, Heri Mustamin
KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) – Salah satunya Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Barat dari Partai Golkar, Heri Mustamin mengatakan  LKPJ Gubernur Kalbar  dinilai tidak sesuai data di lapangan.

Hal tersebut disampaikan usai mengikuti Rapat Paripurna DPRD Prov. Kalbar yang mengagendakan tentang Rekomendasi DPRD Prov Kalbar, terhadap Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur Kalbar Tahun Anggaran 2021, dilaksanakan di Ruang Balairungsari DPRD Prov Kalbar pada hari Senin (24 Mei 2022).

“Ada beberapa hal yang menjadi catatan kita, pertama berkaitan dengan IPM yang katanya sempat turun saat Pandemi Covid-19 namun sekarang naik lagi, ini adalah hal yang aneh sehingga nanti dalam kesempatan lain Pak Gubernur bisa menjawab dengan data.

“Selain itu terkait Desa yang dikatakan Mandiri harus dilihat dari sisi mananya, kita perlu tau indokator kemandirian bagaimana masyarakat didesa itu mampu menghidupkan dirinya dengan kemandrian untuk mencapai kemakmuran, dibidang infrastruktur kita disajikan dengan data jalan dalam kondisi mantap, namun pada kenyataannya tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Harusnya Gubernur punya data valid jalan mana saja yang dibutuhkan masyarakat untuk menjadi prioritas pembangunan agar ekonomi meningkat,” ungkapnya.

Selain itu Angka Stanting yang masih cukup tinggi, hal ini berkaitan dengan gizi masyarakat, luasnya wilayah di kalbar harusnya mampu di olah untuk ketersedian pangan masyarakat dan pemerintah harus memprioritas anggaran ke depan untuk pengolahan lahan pertanian dan yang paling menggelikan adalah angka kemiskinan turun namun angka pengangguran naik.

“Ini kan terkesan mengada-ada karena seharusnya data kemiskinan dan pengangguran itu linear atau segaris,” terang Heri Mustamin.

Persoalan data valid masih menjadi tugas Pemprov. Kalbar bagaimana bisa mensingkronkan data dengan SKPD mereka.

“Adanya persoalan tidak singkronnya data dari SKPD kepada Pemprov.Kalbar akan menghambat pembangunan di Kalbar, harusnya data yang kurang valid dari SKPD di carikan jalan keluarnya bukan dicari siapa yang salah. Artinya dalam konteks pemerintahan belum adanya komunikasi yang baik dari Pemprov.Kalbar dengan SKPD di bawahnya,” jelasnya lagi.

Beberapa rekomendasi Anggota DPRD Prov Kalbar terkait LKPJ Gubernur Kalbar meliputi masalah, Indeks Pembangunan  Manusia (IPM), Pembangunan Infrastruktur seperti jalan hingga angka pengangguran di kalbar yang dinilai cukup tinggi, hal tersebut perlu mendapatkan jawaban dari Gubernur Kalbar.

Wakil Gubernur Kalbar, H. Ria Norsan menjelaskan berkaitan dengan pembangunan di Kalbar sudah berjalan baik, termasuk juga capaian Desa Mandiri serta alokasi anggaran untuk pembangunan.

“Seluruh rekomendasi ini akan kita tindak lanjuti, namun ada beberpa rekomendasi yang sudah kita tindak lanjuti salah satunya adalah batas wilayah antara Kota Pontianak dan Kuburaya namun sudah diselesaikan dengan baik, namun masih ada satu batas wilayah lagi yang perlu diselesaikan yakni batas antara Kabupaten Sintang dan Sekadau,” Kata Ria Norsan.

Untuk alokasi anggaran yang diminta untuk infrastruktur sebesar 80 persen, kita tidak mungkin memenuhinya karena anggaran kita terbatas, selain itu mengahadapi Pemilu tahun 2024 nanti otomatis akan banyak memakan biaya.

“Tidak mungkin anggaran 80 persen kita alokasikan untuk infrastruktur, dari 100 persen anggaran 40 persen sudah untuk biaya rutin, dan 60 persen untuk pembangunan yang lainnya. Untuk capaian Desa Mandiri di Kalbar sudah sebanyak 385 Desa, di akhir masa jabatan kami bersama Pak Gubernur ditarget menjadi 450 desa. Permasalahan ekonomi yang dialami oleh Desa Mandiri adalah faktor belum adanya listrik karena bukan masuk wewenang Pemprov Kalbar,” pungkas Norsan. (BP/tim liputan).

Editor : Heri

Share:
Komentar

Berita Terkini