![]() |
Mesin Whole Genome Sequencing Segera Beroperasi Di Kalbar |
Hal ini
disebabkan tingginya komitmen Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dalam
penanganan COVID-19, termasuk Universitas Tanjungpura, yang dari awal sudah
melakukan pemeriksaan COVID-19. Selain itu, Kalbar merupakan salah satu daerah
pintu masuk negara, sehingga jika terjadi peningkatan kasus di luar Indonesia,
bisa segera terdeteksi melalui mesin Whole Genome Sequencing sebagai antisipasi
adanya varian baru.
"Alat
ini bukan hanya untuk COVID-19, namun untuk penyakit menular bahkan untuk
penyakit tidak menular. Alat ini dapat memeriksa hingga 80-an sampel dan paling
cepat hasilnya akan keluar dalam 2 hari. Sedangkan reagen dan maintenance
(perawatan) selama 3 tahun akan dibiayai oleh Kementerian Kesehatan," kata
Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS., pada acara Penilaian Calon
Laboratorium Penempatan Mesin WGS di Fakultas Kedokteran Universitas
Tanjungpura, Senin (11/04/2022).
Dirjen
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI juga menegaskan seluruh
persiapan harus segera dilakukan agar saat alat datang bisa langsung
di-install.
“Saya
harapkan minggu kedua bulan Mei 2022 sudah bisa beroperasi. Provinsi Kalimantan
Barat mendapatkan 1 alat WGS yang ditempatkan di Laboratorium Untan. Jadi, persiapan
utamanya adalah infrastruktur, termasuk peralatan penunjang. Tapi, karena Lab
Biologi Molekuler Untan sudah punya, jadi rata-rata alat pendukungnya sudah
ada," ujar Dr. dr. Maxi Rein.
Sumber Daya
Manusia (SDM) yang bertugas menjadi operator alat tersebut akan diberikan
pelatihan dan sosialisasi awal alat WGS di Jakarta.
"Cukup
2 orang yang sudah mengikuti pelatihan. Nantinya mereka yang akan kembali
melatih tim yang ada di Lab Untan ini," ungkap Dirjen Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit.
Sementara
itu, Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat, dr. Harisson, M.Kes.,
berharap pihak laboratorium dapat segera menggunakan mesin WHS yang diberikan
oleh Kemenkes RI.
"Semoga
keberadaan mesin WGS di Laboratorium Fakultas Kedokteran UNTAN dapat bermanfaat
bagi penanganan COVID-19 di Kalimantan Barat dan daerah sekitarnya," harap
dr. Harisson, M.Kes., yang didampingi Rektor Universitas Tanjungpura, Prof. Dr.
Garuda Wiko, S.H., M.Si., dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat,
drg. Harus Agung Tjahyadi, M.Kes.(tim liputan).
Editor :
Heri