![]() |
Antisipasi Kecurian, Edi Minta Tiang Pembatas Trotoar Dibeton |
“Lebarnya
nanti sama dengan yang di segmen Museum Kalimantan Barat, yaitu sembilan meter.
Nanti untuk pohon-pohon kita pilih, mana yang dipertahankan dan juga mungkin
ada yang dipangkas,” jelasnya.
Untuk segmen
Untan sampai Polda juga sedang berjalan penataannya, begitu juga di segmen
Kantor Gubernur sampai pintu gerbang perbatasan antar daerah.
“Beberapa
titik trotoar akan kita tanami pohon-pohon lagi, agar warga bisa menikmati
suasana asri. Contohnya yang bagus itu di depan Auditorium Untan, di sana
pohonnya rimbun, siang-siang pun tetap teduh,” ucapnya.
Pembangunan
trotoar ini ditargetkan rampung sebelum akhir tahun 2022 nanti. Dia juga
menambahkan, trotoar ini sengaja dikonsep dengan gaya humanis agar memanjakan
masyarakat, khususnya untuk olahraga joging serta bagi pedestrian.
“Untuk total
panjangnya sampai tiga kilometer,” ujarnya.
Mengantisipasi
hilangnya tiang pembatas trotoar (bollard) seperti kasus beberapa waktu lalu,
Wali Kota Edi Kamtono sudah meminta kepada pihak pelaksana untuk menanam
bollard di dalam beton, begitu juga dengan manhole. Selain itu, dia menyebut
akan ada penambahan CCTV di beberapa lokasi.
“Jadi tidak
mudah untuk dicuri. Kita juga akan pasang lagi CCTV di beberapa titik. Seperti
kemarin itu bisa kelihatan karena terdeteksi,” tuturnya.
Kepala Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pontianak, Firayanta menerangkan,
pekerjaan pembangunan trotoar ini ditafsir menggunakan sekitar Rp50 miliar
bersumber dari dana APBN. Dia menjelaskan, memang terdapat beberapa kendala
dalam pengerjaannya, seperti pembebasan lahan.
“Terkait
dengan lahan yang dikuasai oleh kantor-kantor dan milik pribadi, kita sedang
melakukan pendekatan. Bapak Wali Kota bahkan langsung bersama PPKAN memberikan
penjelasan,” terangnya.
Meski masih
ada lokasi lainnya yang memiliki kendala yang sama, pihaknya tengah berupaya
untuk meminta kepada pemilik lahan.
“Seingat
saya tersisa tiga titik lagi yang masih kita upayakan untuk pembebasan,”
imbuhnya. (tim liputan).
Editor :
Heri