Antoni Aritonang, Ketua Majelis Adat Budaya Batak Toba |
Antoni Aritonang mengatakan bahwa marga Silalahi merupakan marga yang ada dibawah naungan Majelis Adat Batak Toba.
Oleh karenanya, atas cuitan akun Twitter Nicho Silalahi yang turut menyeret nama marga Silalahi, dirinya mengaku sangat prihatin.
"Dengan ini kami menyatakan sikap, bahwa kami tidak menyetujui dan tidak mendukung segala ucapan dari akun Twitter Nicho Silalahi, kedua konsekuensi cuitan akun Twitter Nicho Silalahi menjadi tanggung jawab pribadinya, oleh karenanya harus dituntut sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia,"Tuturnya.
"Kami dengan ini meminta kepada aparat penegak hukum untuk menindak tegas Pemilik Akun Nicho Silalahi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya,"ujarnya.
"Dan kami turut meminta maaf kepada seluruh masyarakat adat di Kalbar manakala tersinggung atas cuitannya, yang mengaku sebagai Nicho Silalahi, yang belum diketahui apakah benar yang bersangkutan adalah masyarakat Batak yang bermarga Silalahi,"imbuhnya.
Sebelumnya beberapa waktu lalu, setelah video pernyataan Edy Mulyadi yang penuh kontroversi terkait pemindahan Ibu Kota Negara di Kalimantan viral, terdapat pula kicauan dari akun Twitter Nicho Silalahi yang juga mendapat respon dari berbagai kalangan masyarakat.
Dalam
kicauannya, Akun Twitter Nicho Silalahi menuliskan " Saat Hutan ditebang,
banjir merendam rumah warga ± sebulan, perempuannya dijual ke China untuk
dijadikan budak seks, anak-anak pada mati tenggelam di bekas galian tambang
kalian pada diam, Tapi saat ada yang mengatakan “Tempat Jin Buang Anak” kalian
Demo. Sebenarnya kalian siapa?” ". (tim liputan).
Editor : Aan