Sejumlah Kyai Sepuh Berkumpul Di Lirboyo Kediri |
Ketua Pengurus
Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf yang hadir dalam pertemuan di
Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, tersebut mengemukakan berkumpulnya para kiai
sepuh di Jawa Timur ini untuk membahas sejumlah isu seputar Muktamar NU yang
rencananya digelar di Provinsi Lampung pada 2021.
“Kami membicarakan
sejumlah hal terkait isu-isu seputar Muktamar NU,” kata Gus Ipul, sapaan
akrabnya, melansir dari ANTARA, Selasa (21/09/2021).
Menurut Gus Ipul,
dari pertemuan selama sekitar dua jam tersebut, para kiai sepuh Jatim
memberikan beberapa masukan untuk ditindaklanjuti PBNU, di antara rekomendasinya
adalah perlunya PBNU menyiapkan muktamar pada tahun ini.
“Sejalan dengan
keputusan PWNU Jatim, kiai-kiai sepuh menginginkan muktamar bisa dilakukan
2021. Untuk itu, PBNU diminta mempersiapkan sebaik-baiknya muktamar tahun ini.
Ini semacam perintah bagi PBNU,” kata mantan Wagub Jatim itu.
Menurut Gus Ipul yang kini
menjabat Wali Kota Pasuruan itu, Muktamar NU harus digelar tahun ini untuk
menjaga agar kegiatan organisasi tetap berjalan normal.
Dalam sejarahnya,
NU sudah pernah melakukan muktamar pada keadaan normal maupun genting.
Pengalaman inilah yang bisa menjadi pijakan bagi PBNU untuk menggelar muktamar,
tanpa ditunda-tunda lagi.
“Jadi, tidak ada
alasan untuk tidak menggelar muktamar dalam keadaan apa pun, meskipun dalam
pelaksanaannya perlu beradaptasi karena situasi pandemi COVID-19,” kata Gus
Ipul.
Ia juga menambahkan
hasil pertemuan para kiai di Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, itu juga akan
disampaikan segera ke PBNU sehingga harapannya menjadi rumusan kuat agar
Muktamar NU benar-benar bisa digelar tahun ini.
Muktamar ke-34 NU rencana
semula digelar pada 22-27 Oktober 2020 di Provinsi Lampung. Namun, karena
pandemi COVID-19, Konferensi Besar Nahdlatul Ulama pada 2020 memutuskan
perubahan waktu Muktamar ke-34 NU menjadi pada Oktober 2021.
Sementara itu,
sejumlah kiai sepuh yang hadir dalam pertemuan tersebut, antara lain K.H. Anwar
Mansyur dan K.H. Kafabihi Mahrus (Pesantren Lirboyo), K.H. Mutawakil Allallah
(Pesantren Genggong Probolinggo), K.H. Marzuki Mustamar (Ketua PWNU Jatim),
K.H. Ubaidillah Faqih (Pesantren Langitan), dan K.H. Safruddin Sarif
(Probolinggo).
Hadir pula sejumlah
putra kiai (gus), di antaranya Gus Kautsar (Pesantren Ploso), Gus Fahrurrozi
(Malang), Gus Fahim (Ploso), Gus Abdus Salam Shohib (Jombang), dan Gus
Athoillah Anwar (Lirboyo).
Dalam pertemuan
itu, para kiai dan para gus di Jawa Timur ini mengundang Rais Aam PBNU K.H.
Miftachul Ahyar dan Katib Aam PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya).
Sebelum menggelar pertemuan di
Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Rais Aam dan Katib Aam PBNU juga sempat sowan
ke K.H. Nurul Huda Jazuli (Pesantren Ploso Kediri).
Dalam pertemuan
itu, keduanya diberi beberapa pesan khusus, di antaranya dukungan kepada Rais dan
Katib Aam agar terus menjadi sambungan antara PBNU dan kiai sepuh serta
pesantren. (tim liputan).
Editor : Aan