![]() |
Foto Istimewa |
KALBARNEWS.CO.ID (PALESTINA) – Peristiwa bentrok berdarah kembali terjadi di Masjid Al Aqsa, ratusan orang bahkan terluka usai polisi Israel menyerang warga Palestina yang baru saja berbuka puasa di situs suci Muslim itu, Jumat (07/05/2021).
Dengan
Polisi Israel menggunakan peluru karet dan granat kejut menyerang warga, sementara
warga Palestina menggunakan batu melawan aparat.
Dikutip dari Reuters, kejadian bermula di tengah protes warga Palestina
terkait potensi penggusuran sejumlah rumah untuk pemukiman Yahudi. Mereka
memenuhi perbukitan di sekitar masjid mereka dihadapkan ratusan polisi Israel
dengan perlengkapan lengkap.
Situasi awalnya tenang, namun setelah berbuka puasa, kondisi panas dan
menjadi bentrokan pejabat Masjid Al-Aqsa
meneriakkan agar semua pihak tetap tenang.
“Polisi harus
segera berhenti menembakkan granat kejut ke arah jemaah, dan kaum muda harus
tenang dan diam!” tegas pejabat Al-Aqsa saat kejadian berlangsung.
Laporan
paramedis menyebut 200 warga Palestina luka dalam kejadian itu, Mereka dirawat
ke rumah sakit setelah terkena peluru karet oleh Bulan Sabit Merah Palestina.
Salah satu warga harus kehilangan matanya dan dua orang lain cedera
serius di kepala, adapula yang mengalami retak tulang rahang. sementara itu,
polisi Israel menyebut Palestina membahayakan personilnya.
Juru bicara kepolisian Israel menyebut warga melemparkan batu, kembang
api dan benda-benda lainnya ke arah polisi dan menyebabkan enam terluka.
“Kami akan
merespons dengan tegas setiap gangguan kekerasan, kerusuhan atau tindakan
membahayakan personel kami, dan akan berupaya mencari pihak yang bertanggung
jawab dan mengadili mereka,” tegas juru bicara Kepolisian Israel tersebut.
Permasalahan
ini bermula saat Israel menduduki tanah di Sheikh Jarrah. Sidang akan dilakukan
Senin (10/5/2021) hari ini.
Sengketa
ini sudah terjadi bertahun-tahun. Awal tahun ini, sebuah pengadilan distrik
Yerusalem memutuskan bahwa rumah-rumah itu legal milik keluarga Yahudi, Pengadilan
mengutip pembelian tanah yang dilakukan beberapa dekade lalu.
Namun keluarga-keluarga Palestina memberi bukti bahwa rumah mereka
diperoleh dari otoritas Yordania yang menguasai Yerusalem Timur antara tahun
1948 hingga 1967 silam.
Sementara
itu AS dan Eropa menyerukan kedua belah pihak menahan diri.
Sementara Iran mengecam keras tindakan yang dilakukan di Masjid Al-Aqsa
dan menyebutnya ‘kejahatan perang’.
Presiden
Turki Recep Tayyip Erdogan juga buka suara. Melansir AFP ia menyebut Israel
sebagai negara teroris.
“Israel,
negara teroris yang kejam, menyerang Muslim di Yerusalem dengan cara yang
biadab tanpa etika,” kata Erdogan.
Hingga
saat ini kekerasan masih terjadi. Polisi Israel menembakkan meriam air dan
peluru karet untuk membubarkan pengunjuk rasa Palestina di Yerusalem timur
sehari setelah bentrokan sengit di masjid Al-Aqsa. (timliputan).
Editor : Taufik