Kubu
Raya (Kalbarnews.co.id) – Upaya
pengurangan sampah atau limbah plastik terus dilakukan. Salah satunya lewat
kampanye pengurangan sampah plastik. Hal itu intens dilakukan Ketua TP PKK
Rosalina Muda bersama Ketua Gabungan Organisasi Wanita Atzebi Sujiwo dan Ketua
Dharma Wanita Persatuan Dyah Yusran. Lewat berbagai kegiatan yang melibatkan
organisasi masing-masing, ketiganya tak henti mengajak masyarakat untuk mulai
mengurangi penggunaan plastik dalam kegiatan sehari-hari.
“PKK,
GOW, dan DWP punya satu misi yang sama, yaitu bagaimana kita terus
mengampanyekan pengurangan penggunaan barang berbahan plastik. Kalau ingin
menghilangkan ketergantungan pada plastik mungkin belum bisa,” ujar Rosalina
Muda di sela kegiatan penyerahan insentif untuk guru PAUD di Kantor Bupati Kubu
Raya.
Rosalina
berharap kampanye yang getol dilakukan dapat berpengaruh pada berkurangnya
penggunaan plastik. Sebab, menurutnya, plastik merupakan bahan yang sulit
terurai. Sehingga akan menjadi limbah yang sangat merusak lingkungan.
“Kampanye
ini kami lakukan setiap saat, di kegiatan apapun, di manapun. Kami keliling dan
mengampanyekan pengurangan penggunaan sampah plastik,” ungkapnya.
Rosalina
menyebut bahaya plastik bagi alam dan makhluk hidup bukan isapan jempol. Akhir
tahun 2018 lalu, seekor paus ditemukan di perairan Desa Kapota, Kecamatan
Wangiwangi, Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Di dalam perut ikan sepanjang 9,5
meter itu didapati sampah plastik dengan berat mencapai 5,9 kilogram. Kondisi
paus jenis Sperm Wale itu pun mengundang keprihatinan para aktivis lingkungan
hidup.
“Jadi
terbayang sampah-sampah plastik itu mengalir dari hulu sungai-sungai sampailah
berkumpul di laut, tidak bisa hancur, dan dimakan makhluk hidup di laut.
Tentunya ini salah satu motivasi bagi kami bagaimana menyampaikan (bahaya
plastik) ini,” sebutnya.
Rosalina
mengungkapkan, dalam kurun lima bulan di tahun 2019, PKK dan GOW telah
membagikan tumbler atau botol plastik sebanyak seribu buah. Dengan rincian PKK
800 tumbler dan GOW 200 tumbler. Pembagian itu menurutnya menjadi bagian dari
upaya pengurangan penggunaan plastik. Selain itu, ia mengaku selalu membawa
peralatan makan seperti sendok, garpu, dan sedotan saat makan di restoran.
Dirinya mengungkapkan, di ruang kerja bupati, wakil bupati, dan sekretaris
daerah saat ini juga sudah tidak menggunakan gelas dan botol plastik.
“Itu
salah satu cara kita bagaimana mengurangi limbah plastik. Dan tentunya ini
semua harus dimulai dari diri kita sendiri,” ucapnya.
Rosalina
berujar, segala hal yang bersifat praktis selalu menyenangkan. Namun ada
akibat-akibat yang harus dipikirkan.
“Kalau
dari sekarang kita berusaha untuk mengurangi limbah plastik, saya yakin dan
percaya penggunaan-penggunaan plastik ini akan dapat dibatasi seminimal
mungkin,” ujarnya.
Selaku
Bunda PAUD Kabupaten Kubu Raya, Rosalina mengajak seluruh guru PAUD untuk
memberikan contoh kepada anak-anak. Khususnya terkait pengurangan penggunaan
plastik. Karena guru adalah panutan bagi anak.
“Kalau
sejak kecil anak-anak sudah melihat contoh yang baik dari para gurunya,
tentunya itu akan melekat di benak mereka,” sebutnya.
Berdasarkan
data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, hingga 2017 terdapat sekitar
12,7 juta ton sampah plastik di laut. (rio/tim liputan)
Editor
: Aan