Muda: Koperasi dan UMKM Kubu Raya harus Berinovasi “Go Digital”

Editor: Redaksi author photo
Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan saat berikan Sambutan Rakor Koperasi dan UMKM Se-Kubu Raya

Kubu Raya (Kalbar News) - Pemerintah Kabupaten Kubu Raya berikan atensi khusus pada pembangunan di Sektor Perkoperasian dan Usaha Mikro Perdagangan serta Industri, hal itu di sampaikan Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kubu Raya, Nora Sari Arani, saat Rapat Koordinasi Pembangunan Sektor Sektor Perkoperasian, Usaha Mikro, Perdagangan, dan Perindustrian se-Kabupaten Kubu Raya di Aula Kantor Bupati Kubu Raya, Selasa (30/04/2019).

“Rakor ini bertujuan mengevaluasi pelaksanaan pembangunan di sektor perkoperasian, usaha mikro, perdagangan, dan perindustrian. Selain itu juga membahas langkah-langkah yang dilakukan dalam memasuki revolusi industri 4.0 yang ditekankan pada pemanfaatan sarana digital bagi koperasi dan UMKM,” terangnya. 

Nora mengatakan Koperasi Aktif di Kabupaten Kubu Raya mencapai 428 unit. Adapun usaha mikro dan kecil yang telah dibina oleh pihaknya sebanyak 3.926 unit. 
 
Foto Bersama Pengurus Koperasi dan UMKM Kubu Raya
Menurut dia, masih banyak usaha mikro kecil lainnya yang belum mendapatkan pembinaan secara optimal. Padahal peranan UMKM dalam pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kubu Raya cukup signifikan.

“Dengan tingkat pertumbuhan ekonomi Kubu Raya sebesar 6,37 persen, UMKM menyumbang kontribusi untuk PDRB mencapai 57 persen yang didominasi dari industri pengolahan dan didukung dengan sektor pertanian dan perikanan,” jelasnya.


Dalam sambutanya Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengatakan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil (UMK) di Kubu Raya merupakan Unit Usaha yang punya peran strategis dalam mengurangi pengangguran, kemiskinan, dan pemerataan pendapatan. 

Karena itu menurutnya, agar dapat menjadi tumpuan dalam pengembangan ekonomi kerakyatan, Bupati berharap Koperasi dan UMK harus makin kreatif dan inovatif. Terlebih di era digitalisasi di mana perkembangan perkoperasian dan UMKM sangat pesat di bidang perdagangan dan perindustrian. 

“Di tengah digitalisasi yang begitu pesat ini, UMKM di Tanah Air khususnya di Kabupaten Kubu Raya belum bisa memaksimalkan peluang itu untuk meningkatkan bisnisnya. Hingga akhir 2018, usaha mikro di Indonesia mencapai 58,91 juta dan usaha kecil 59.260 serta usaha menengah 4.987 pelaku usaha. Akan tetapi yang sudah go digital baru lima persen. Sisanya masih konvensional dalam pengembangan usaha,” tuturnya. 

Muda menyebut sejumlah faktor penyebab koperasi dan UMKM sehingga lamban dalam pertumbuhan usaha. Di antaranya faktor sumber daya manusia, rendahnya akses permodalan, dan akses pasar. 

Menurut dia, masih banyak pelaku UMKM yang belum mampu memanfaatkan kemudahan promosi berbasis dalam jaringan atau online seperti media sosial. 

“Hal itu dikarenakan minimnya pendampingan akan pemahaman tentang digitalisasi dan potensi media sosial sebagai sarana promosi,” terangnya. 

Karena itu, Muda menegaskan Pemerintah Kabupaten Kubu Raya memberikan perhatian serius untuk pemberdayaan koperasi dan UMKM. Hal itu guna mendorong percepatan ekonomi kerakyatan.
“Maka sangat penting kita melaksanakan rapat koordinasi pembangunan perkoperasian, usaha mikro, perdagangan, dan perindustrian ini,” ucapnya.

Lebih jauh Muda menyatakan teknologi digital telah mengubah peta perekonomian dunia. Maka  koperasi dan UMKM diharapkan dapat memanfaatkan perubahan peta tersebut. Terlebih saat ini bermunculan perusahaan rintisan atau start-up yang membantu usaha mikro dan kecil yang itu merupakan peluang bagi UMKM untuk memperluas pasar. 

“Diharapkan kehadiran teknologi digital dan internet dapat mendorong kemajuan dan produktivitas koperasi dan UMKM agar tumbuh lebih cepat dan naik kelas serta memberikan semangat dan gairah baru untuk meningkatkan pendapatan anggota koperasi serta memberikan lapangan kerja baru yang akhirnya meningkatkan ekonomi kerakyatan khususnya di Kabupaten Kubu Raya,” harapnya.(ro/tim liputan).

Editor : Heri K

Share:
Komentar

Berita Terkini