Geliat Petani Gula Merah Di Desa Teluk Nangka, Kubu Raya

Editor: Redaksi author photo
Adonan gula merah milik petani Desa Teluk Nangka, Kecamatan Kubu, Kabupaten Kubu Raya 

Satu Petani Hasilkan 50 Kg Perharinya 

KUBU RAYA (Kalbar News) -  Masyarakat desa Teluk Nangka Kecamatan Kubu, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat   yang berptofesi sebagai petani hingga saat ini semakin menggalakkan menanam kelapa karena potensinya cukup besar untuk dijadikan gula merah, bahkan masyarakat desa Teluk Nangka mengklaim, desa Teluk Nangka  sabagai penghasil gula merah terbesar di Kubu Raya

"Sekita 40 persen masyarakat di Desa ini penghasil gula merah, sedangkan 60 persennya nelayan, petani padi, dan lain-lain," ujar petani gula merah desa Teluk Nangka Suwoyo

Menurut Suwoyo, seiring berjalannya waktu,  jumlah petani gula merah di desa teluk nangka saat ini terus semakin bertambah, karena hasil yang cukup menjanjikan.

"Dalam satu hektar perkebunan kelapa bisa menghasil 50 kg perharinya bahkan lebih ada yang mencapai 90 Kg ini hanya dikerjakan oleh satu petani," ujar Suwoyo

Giatnya masyarakat desa imi  sebagai produksi gula merah ini, sejak tiga tahun silam, hal ini seiring dengan banyak perusahaan pengolahan kayu yang sudah banyak tutup, sehingga masyarakat menjadian hasil produksi gula merah menjadi penghasilan utama.

"Sejak perusahaan kayu banyak yang tutup, sejak itulah masyarakat berpindah, dari pekerja saumil ( perusahaan pengolahan  kayu) menjadi petani gula merah, " tuturnya.

Ia memaparkan hasil produksi gula merah di desa ini bukan hanya dipasarkan di Kubu Raya saja namun sudah merambah ke beberapa daerah dikalimantan barat bahkan hingga ke luar provinsi kalbar.

"Satu kilo gula merah saat ini dijual dengan harga Rp 10.000, harga gula merah memang tidak tetap, kadang naik kadang naik dan kadang menurun," ujarnya  

Suwoyo menambahkan sampai sat ini pemkab Kubu Raya belum pernah memberikan perhatian khusus, padahal jika pemerintah memang dapat memperhatikan petani gula merah di Desa ini  diyakininya masyarakat didesa ini semakin sejahrtera.


"Selama imi kami mengolah gula merah secara mandiri, sejauh ini belumada bantuan dari pemerintah, namun perekonomi masyarakat disini benar-benar meningkat sejak menjadi penghasil gula  merah," pungkasnya (rja)

Editor : Edi Suhairul
Share:
Komentar

Berita Terkini